Andi Arief, seorang kader Partai Demokrat, memperhatikan tajam terkait proses pengadaan barang di pemerintahan serta adanya aktivitas permainan saham dan modus ekspor impor. Dia mengakui bahwa dinamika politik sering terjadi di lingkungan pemerintahan sebagai sesuatu yang lumrah. Namun, sangat mengejutkan baginya ketika terjadi kasus korupsi dengan nilai yang fantastis melalui pengadaan barang, permainan saham, dan modus ekspor impor. Kejaksaan Agung telah memulai penyidikan terhadap kasus ini yang berkaitan dengan program digitalisasi pendidikan melalui pengadaan perangkat TIK, terutama laptop Chromebook. Menurut Harli Siregar, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, ada indikasi kuat adanya persekongkolan dalam proyek tersebut. Total anggaran proyek mencapai Rp 9,9 triliun, berasal dari dua jalur pendanaan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya ketidakjelasan dalam pengelolaan keuangan publik yang harus segera ditindaklanjuti.