Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama strategis di sektor pertambangan, khususnya dalam pengembangan mineral kritis. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dari pemerintah Indonesia, bersama Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Bandar bin Ibrahim Al-Khorayef. Acara berlangsung di Kantor Kementerian ESDM Jakarta pada hari Kamis.
Menurut Bahlil, kerja sama ini merupakan langkah awal dalam ekspansi dari sektor minyak ke sektor mineral, dengan fokus pada mineral kritis seperti nikel, bauksit, dan mangan. Saat ini, kerja sama masih berada pada tahap MoU dan kedua belah pihak akan membentuk tim kecil ad hoc untuk merumuskan kerja sama yang lebih teknis dan spesifik, terutama terkait dengan komoditas yang akan dijajaki.
Pemerintah Indonesia juga memberikan peluang bagi swasta dan BUMN untuk turut berpartisipasi dalam proyek-proyek bersama yang terkait dengan kerja sama ini. Diharapkan kolaborasi ini akan mendapat respons positif dari pihak Arab Saudi, mengingat pengalaman Indonesia dalam pengembangan sumber daya mineral yang telah terbukti.
Kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk bersinergi dalam pengembangan mineral kritis, dan diharapkan akan membawa manfaat positif bagi kedua belah pihak.