Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta menjadi perhatian utama akhir-akhir ini. Salah satu faktor penyebab kelangkaan ini adalah kebijakan yang diterapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang mewajibkan SPBU swasta untuk membeli BBM dari Pertamina. Namun, sayangnya, Pertamina tidak menyediakan stok BBM dengan jenis oktan RON 95 yang menjadi kebutuhan utama SPBU swasta.
Ketidaktersediaan BBM RON 95 dari Pertamina telah menimbulkan kelangkaan yang dirasakan oleh SPBU swasta di seluruh Indonesia. Perwakilan dari Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar, menyatakan keheranannya terhadap kebijakan ini. Menurutnya, wajib beli base fuel ke Pertamina seharusnya tidak menjadi beban bagi SPBU swasta karena Pertamina hanya menyediakan BBM dengan oktan RON 92 dan 98, sedangkan SPBU swasta menjual 3 jenis bensin, termasuk RON 95.
Situasi ini semakin memperumit ketika Kementerian ESDM mewajibkan SPBU swasta untuk membeli BBM dari Pertamina, namun bahan bakar dengan spesifikasi yang dibutuhkan tidak tersedia. Menurut Gunhar, saat ini BBM jenis RON 95 hanya tersedia di 119 SPBU di beberapa wilayah tertentu seperti Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Di sisi lain, pemerintah telah menambah kuota impor BBM pada SPBU swasta hingga tahun 2025. Meskipun demikian, kuota yang diajukan oleh SPBU swasta dianggap telah melampaui kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Situasi ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara kebijakan yang diterapkan dan kebutuhan sebenarnya di lapangan. Masyarakat dan pihak terkait diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat guna mengatasi kelangkaan BBM yang terjadi di SPBU swasta.
