Setelah menghilang dalam jangka waktu yang lama, fitur Poke Facebook kini kembali muncul dengan penuh sorotan. Keputusan tim pengembang Facebook untuk menghidupkan kembali fitur Poke ini berhasil menarik perhatian khususnya dari para pengguna milenial dan Gen Z yang pada masa lalu pernah merasakan popularitas dari aplikasi Facebook. Mereka menganggap pembaharuan fitur klasik ini sebagai momen nostalgia yang menyenangkan dan sekaligus memperkenalkan cara baru berinteraksi di dunia sosial media. Namun demikian, bagi generasi baru seperti Gen Alpha, mungkin banyak yang merasa asing dengan konsep Poke ini.
Secara umum, Poke, yang artinya “colekan” dalam bahasa Indonesia, merupakan cara sederhana untuk menyapa atau menarik perhatian teman secara digital di platform Facebook. Fitur ini memang tidak menyediakan kemampuan yang kompleks seperti mengirim pesan, gambar, atau tautan. Hanya sekedar “colekan” yang seakan menggantikan ucapan “hai” secara digital. Awal mula konsep colekan ini pertama kali diperkenalkan oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, pada tahun 2004 dengan tujuan untuk memperkuat interaksi non-verbal antar pengguna platform tersebut.
Popularitas fitur Poke mulai meroket di sekitar tahun 2009 hingga 2010 ketika Facebook mencapai puncak kejayaannya dan jumlah pengguna platform ini semakin meluas dari berbagai kelompok usia. Namun, bersamaan dengan kemunculan media sosial lain seperti Instagram dan TikTok, dominasi Facebook mulai meredup sebelum akhirnya fitur Poke yang klasik pun berganti dengan yang lebih modern. Meskipun fitur ini sempat tenggelam dan bahkan tidak tersedia dengan jelas di aplikasi, banyak pengguna tak menyadari bahwa fitur ini masih tersedia meski disembunyikan.
Kini, fitur Poke kembali hadir dengan desain yang lebih modern dan interaktif. Pengguna dapat dengan mudah menemukan tombol colekan di halaman profil teman dengan sekali klik untuk melakukan interaksi seperti zaman dulu namun dengan tampilan yang lebih segar dan responsif. Selain itu, Facebook juga meluncurkan halaman khusus di facebook.com/pokes yang memungkinkan pengguna melihat riwayat colekan mereka, menemukan teman yang bisa dicolek balik, serta melihat “Poke Count” bersama teman tertentu.
Dengan kembalinya fitur Poke, Meta, perusahaan Induk Facebook, mengusung optimisme bahwa fitur klasik ini dapat memberikan semangat baru dalam membangun koneksi sosial tanpa perlu repot membuat status atau mengirim pesan panjang. Meskipun begitu, pengguna harus bijak dalam menggunakan fitur ini untuk menjaga keamanan serta kenyamanan bersama. Colekan sebaiknya hanya diberikan kepada orang yang sudah dikenal atau memiliki hubungan pertemanan yang cukup dekat. Mencolek orang asing bisa dianggap mengganggu dan berpotensi menjadi spam atau pelecehan digital. Oleh karena itu, gunakan fitur Poke dengan bijak untuk menjaga keamanan dan keberlangsungan interaksi sosial yang positif.