Skandal pemerasan WNA di Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) telah menyebar ke berbagai sektor, termasuk dunia olahraga. Para pejabat dan pegawai Kemnaker tidak hanya memeras WNA dari industri, tetapi juga atlet sepak bola dan pemain voli profesional. Kejadian ini terungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang menyoroti brutalitas dalam pemerasan yang dilakukan oleh pejabat dan pegawai Kemnaker, merusak citra Indonesia.
Menyusul pengungkapan skandal ini, KPK juga mengungkap bahwa para korban pemerasan WNA di Kemnaker terpaksa memberikan “uang pelicin” untuk memuluskan proses masuk ke Indonesia. Ironisnya, praktik lancung ini terjadi secara sistematis, membuat korban terpaksa mematuhi permintaan para pejabat dan pegawai yang tidak jujur demi memperoleh izin tinggal dan bekerja di Indonesia.
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu menjelaskan bahwa para korban pemerasan meliputi atlet sepak bola dan pemain voli, yang menjadi target dari para pejabat dan pegawai Kemnaker yang terlibat dalam skandal ini. Dalam upaya memberantas korupsi, KPK telah menahan delapan pejabat dan pegawai Kemnaker RI, menunjukkan komitmen dalam menegakkan hukum untuk kasus pemerasan yang merugikan dan merusak reputasi pemerintah.
