Bangun Sutoto, Koordinator Relagama Bergerak, telah mengungkapkan rencananya untuk mengunjungi Sri Sultan Hamengkubuwono X terkait kontroversi seputar dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi. Menurut Bangun, ijazah yang diragukan itu telah merusak reputasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Meskipun kasus ini sebenarnya sederhana, namun panjang akibat campur tangan pihak istana yang membuatnya semakin rumit.
Menurutnya, Jokowi sebaiknya menunjukkan ijazahnya di pengadilan untuk membuktikan kebenarannya, namun tindakannya membuat Kontroversi. Bangun mengungkapkan bahwa persoalan ini bukan hanya sekedar masalah dokumen, tetapi juga melibatkan sejarah penting UGM dan nama besar Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang terlibat. Relagama Bergerak telah melakukan langkah-langkah untuk menyoroti kasus ini dengan menyerahkan surat pernyataan kepada Rektor UGM dan Dekan Fakultas Kehutanan.
Bangun menegaskan bahwa mereka akan mengunjungi Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai simbol kehormatan terhadap raja Yogyakarta dan penerus Sri Sultan HB IX, pendiri UGM dan pahlawan nasional. Menurutnya, UGM sebagai institusi ternama telah dihina oleh ketidakjujuran ini, merugikan rakyat Yogyakarta dan trah Mataram. Bangun juga menegaskan bahwa jika Jokowi merasa terhina karena tuduhan ijazah palsu, maka mereka juga merasa terhina karena UGM mereka diinjak-injak. Kedatangan mereka adalah bentuk upaya untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan UGM yang telah tercoreng oleh kontroversi ini.