Mabes Polri menjalin kerja sama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat untuk mengusut pelaku ancaman teror bom terhadap Pesawat Saudia Arabia Airlines. Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho menyatakan kerja sama ini dilakukan setelah terjadi dua ancaman teror bom kepada Saudia Arabia Airlines yang membawa jemaah Haji asal Indonesia. Selain FBI, Sandi mengungkapkan bahwa kerja sama juga dilakukan dengan kepolisian dari beberapa negara terkait untuk mengungkap pelaku teror. “Polri masih bekerjasama dengan kepolisian negara-negara yang terkait, maupun dengan FBI untuk bisa mengungkap,” ujar Sandi kepada wartawan. Sandi menegaskan bahwa pengusutan terhadap pelaku akan dilakukan secara menyeluruh meskipun ancaman teror tersebut tidak terbukti. Ancaman tersebut dikirim melalui telepon ke Petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) dari Kuala Lumpur ACC. Sebagai respons, pilot Saudia Airlines SV 5688 memutuskan untuk mengalihkan rute penerbangan (divert) ke Bandar Udara Kualanamu, Medan. Ancaman ini merupakan yang kedua yang diterima Saudi Airlines pada hari yang sama, dimana sebelumnya Saudia Airlines SV 5276 menerima ancaman bom melalui surat elektronik (e-mail). Menunjukkan kesiapsiagaan para aparat keamanan untuk menjaga serta menjamin keamanan masyarakat, Sandi menegaskan bahwa aparat keamanan bekerja sigap untuk menjamin keamanan masyarakat di kedua kasus tersebut.