Media cetak di Kanada akan menerima sekitar dua pertiga dari dana yang dikucurkan Google yang mencapai Rp 1,1 triliun atau 75 juta dolar AS sesuai aturan UU Media Online. Dana ini sesuai dengan perjanjian Pemerintah Kanada dan Google, yang menjadi imbalan atas distribusi konten media.
Sebelumnya, dikutip dari AFP, setelah enam bulan kebuntuan, Pemerintah Kanada dan Google mengumumkan perjanjian bersejarah, dimana perusahaan dunia tersebut akan membayar mencapai RP 1,1 triliun untuk kompensasi atas hilangnya pendapatan iklan. Perjanjian akan mulai berlaku pada Selasa pekan depan.
Seorang pejabat federal Kanada mengatakan pekan ini, bagian yang diterima televisi dan radio dibatasi sebesar 30 persen, sedangkan CBC/Radio-Canada (lembaga penyiaran publik Kanada) dibatasi sebesar tujuh persen, sehingga menyisakan 63 persen sisanya untuk media cetak. Pejabat itu menyatakan alasan utama media cetak mendapat pembayaran mayoritas karena sangat bergantung pada platform online untuk mendistribusikan kontennya.
Menteri Warisan Kanada, Pascale St-Onge mengatakan media cetak saat ini sedang mengalami krisis yang berdampak pada jurnalisme yang merupakan landasan demokrasi. Banyak media mengalami kesulitan keuangan dan beberapa bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawannya baru-baru ini.
Sementara CBC menyebutkan kompensasi tahunan untuk media, yang diwajibkan oleh Undang-Undang Berita Online, akan didistribusikan ke outlet berita berdasarkan jumlah jurnalis yang mereka pekerjakan. Undang-Undang Berita Online bertujuan untuk mendukung sektor berita Kanada yang sedang mengalami kesulitan, yang telah mengalami lonjakan dana periklanan dan juga menyaksikan penutupan ratusan publikasi dalam satu dekade terakhir.
Undang-undang tersebut sedianya akan diberlakukan mulai 19 Desember. Jika demikian, Google akan menghapus tautan konten berita di Kanada dari domainnya.
Raksasa teknologi lainnya, Meta, perusahaan induk Facebook, juga akan terkena dampak undang-undang baru tersebut. Meta masih menentang UU Berita Online yang disebutnya ‘cacat secara fundamental’. Sejak 1 Agustus, Facebook dan Instagram telah memblokir konten berita di Kanada untuk menghindari keharusan memberi kompensasi finansial kepada perusahaan media.