Prabowo Subianto

HomeBeritaMenlu AS Memastikan Penyelidikan Israel atas Kematian Jurnalis Reuters Dilakukan dengan Tuntas

Menlu AS Memastikan Penyelidikan Israel atas Kematian Jurnalis Reuters Dilakukan dengan Tuntas

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa penting untuk menunggu hasil penyelidikan Israel terkait pembunuhan seorang jurnalis Reuters di Lebanon. Namun, ia menegaskan bahwa penyelidikan tersebut harus memiliki hasil yang jelas.

“Penting dan pantas untuk menyelidiki hal ini secara menyeluruh dan sungguh-sungguh,” ujar Blinken.

Ketika ditanya tentang hasil laporan penyelidikan yang dirilis oleh Reuters, Blinken menyatakan bahwa Israel juga sedang melakukan penyelidikan serupa. “Penting untuk melihat bahwa penyelidikan tersebut mencapai kesimpulan, dan untuk melihat hasil dari penyelidikan tersebut,” katanya.

Seorang awak tank Israel membunuh jurnalis Reuters Issam Abdallah dan melukai enam reporter di Lebanon pada 13 Oktober. Menurut laporan Reuters, anggota militer tersebut menembakkan dua peluru secara berurutan dari Israel ketika para jurnalis sedang merekam penembakan lintas batas.

Reuters mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dengan lebih dari 30 pejabat pemerintah dan keamanan, pakar militer, penyelidik forensik, pengacara, petugas medis, dan saksi untuk mengumpulkan penjelasan rinci tentang insiden tersebut. Kantor berita tersebut meninjau rekaman video berjam-jam dari delapan media di wilayah tersebut pada saat itu dan ratusan foto.

Sebagai bagian dari penyelidikan, Reuters juga mengumpulkan dan memperoleh bukti dari lokasi kejadian, berupa pecahan peluru di tanah dan tertanam di dalam mobil Reuters, tiga jaket antipeluru, tripod kamera, dan sepotong logam besar.

Organisasi Penelitian Ilmiah Terapan Belanda (TNO) memeriksa materi tersebut untuk Reuters di laboratoriumnya di Den Haag. Temuan utama TNO adalah potongan logam besar tersebut merupakan sirip ekor dari peluru tank kaliber 120 mm yang ditembakkan dari jarak 1,34 km.

Juru bicara internasional IDF Richard Hecht mengatakan bahwa IDF menegaskan pihaknya tidak menargetkan jurnalis. Meskipun Reuters mengatakan bahwa Hecht tidak memberikan komentar lebih lanjut, pada saat kejadian, IDF mengeluarkan pernyataan yang mengatakan hal yang keliru.

“Segera setelah peluncuran rudal anti-tank, tentara IDF mencurigai adanya penyusupan teroris ke wilayah Israel, dan sebagai tanggapannya, mereka menggunakan tembakan tank dan artileri untuk mencegah penyusupan… Beberapa jam kemudian, sebuah laporan diterima bahwa… jurnalis terluka di daerah tersebut. Insiden tersebut sedang ditinjau,” kata pernyataan IDF.

Sumber: Republika