Herwin Sudikta, seorang pegiat media sosial, mengungkapkan pandangan terkait kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang masih dalam tahap bulan madu dengan kekuasaan. Namun, ia juga menyoroti potensi munculnya figur tandingan besar menjelang Pilpres 2029 jika gaya kepemimpinan yang ditunjukkan tidak mengalami perubahan. Menurut Herwin, dalam sejarah politik Indonesia, sosok tandingan besar terhadap petahana sering kali muncul bukan hanya akibat kegagalan pemerintahan yang sedang berkuasa, tetapi juga dari momen krisis dan kemampuan membangun narasi alternatif yang kuat.
Gaya kepemimpinan yang ditandai dengan pemborosan anggaran, kebijakan yang bombastis tanpa arah yang jelas, dan stabilitas politik yang rapuh, dapat membuka celah bagi munculnya sosok antitesis. Herwin menyatakan bahwa meskipun saat ini Prabowo sedang menikmati bulan madu dengan kekuasaan, namun jika gaya kepemimpinannya terus-menerus memiliki ciri-ciri negatif tersebut, maka kemungkinan munculnya figur tandingan akan semakin terbuka menjelang tahun 2029.
Menurut Herwin, penting bagi narasi alternatif untuk diperkenalkan sejak dini, terutama dalam hal efisiensi anggaran, arah pembangunan yang jelas, keberpihakan pada rakyat, dan keberanian untuk melawan oligarki. Ia menyarankan bahwa saatnya untuk mencari figur baru yang dapat membawa perubahan. Herwin juga menekankan bahwa membangun kredibilitas politik membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga sosok baru tidak akan secara instan menjadi lawan yang tangguh jika hanya muncul mendekati tahun 2029.
