Dalam sebuah pernyataan, kader PSI, Dian Sandi Utama, menegaskan pendiriannya terkait kebijakan abolisi dan amnesti yang diberikan oleh Presiden Prabowo kepada Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto. Menurut Dian, PSI sangat menghormati keputusan tersebut, seperti yang disampaikan melalui Sekjend RJA. Meskipun ada kader atau simpatisan yang memiliki pendapat berbeda, Dian menekankan bahwa hal tersebut adalah hal yang wajar dan tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
Sebelumnya, Narliswandi Piliang, yang dikenal sebagai Iwan, menyatakan bahwa seharusnya maki-memaki terhadap Presiden Prabowo dihentikan. Iwan mengetahui bahwa ada gerakan kader PSI yang kecewa dengan kebijakan amnesti dan abolisi presiden, sehingga kritikan terhadap Prabowo mulai muncul dari para kader yang kecewa.
Menanggapi hal ini, Iwan menekankan pentingnya memberikan kritik terhadap kebijakan yang tidak disetujui dengan argumen yang kuat, baik oleh oknum Partai PSI maupun pihak lain. Iwan juga mencontohkan pengalaman pribadinya ketika memberikan kritik terhadap kebijakan Jokowi saat menjadi Presiden, di mana dialog dan pertemuan langsung lebih membawa manfaat daripada menciptakan konflik di media sosial.
Iwan menilai bahwa diskusi dan kritik yang dibangun secara sehat jauh lebih produktif daripada saling serang di ranah media sosial. Menurutnya, mencerminkan peradaban yang bermutu seharusnya menjadi prioritas dalam berinteraksi dan berdiskusi mengenai kebijakan publik.
