Dalam suatu kesempatan, Luhut Binsar Pandjaitan membagikan momen pertemuan dengan Joko Widodo, di mana ia menegaskan bahwa Jokowi memiliki jasa yang besar bagi negara. Meskipun demikian, Luhut merasa sedih karena masih ada pihak yang tampaknya melupakan kontribusi Jokowi selama 10 tahun memimpin. Menurut Luhut, menghormati pemimpin sebelumnya adalah bagian dari budaya bangsa yang seharusnya dijunjung tinggi.
Pada pertemuan tersebut, Luhut menyimpulkan bahwa sikap tenang Jokowi menunjukkan kepemimpinan yang mencintai negara dengan penuh damai, tulus, dan konsisten. Namun, tanggapan pedas justru datang dari pegiat media sosial, Nicho Silalahi, yang menyindir bahwa kontribusi Jokowi hanya berlaku bagi Luhut dan keluarganya. Nicho menyoroti berbagai jabatan yang diberikan kepada kroni-kroni pemerintah selama dua periode Jokowi, menyebutnya sebagai malapetaka bagi rakyat Indonesia.
Kritik dari Nicho mengarah pada pandangan bahwa kepemimpinan Jokowi tidak sepenuhnya menguntungkan rakyat, bahkan dianggap sebagai pembantaian terhadap masyarakat. Meski demikian, perbedaan pendapat antara Luhut dan Nicho menunjukkan adanya perspektif yang berbeda-beda terkait karya dan kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
