Chusnul Chotimah, seorang pegiat media sosial, menyampaikan pandangannya mengenai kejadian intoleran yang terjadi dalam kegiatan retret pelajar Kristen. Kejadian tersebut berlangsung di sebuah vila milik Maria Veronica Nina di Desa Tangkil, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Vila tersebut dirusak oleh sekelompok warga setelah menjadi lokasi ibadah dan kegiatan retret pelajar Kristen. Protes dari warga yang mempertanyakan izin penggunaan bangunan sebagai tempat peribadatan menjadi pemicu terjadinya peristiwa tersebut.
Vila tersebut telah berdiri sejak tahun 2003 dan jarang ditempati oleh pemiliknya yang berusia 70 tahun. Melalui unggahan di akun media sosial pribadinya, Chusnul Chotimah menggambarkan tindakan tersebut sebagai perbuatan yang jahat. Ia menekankan bahwa kegiatan yang berlangsung adalah retret pelajar Kristen tanpa adanya kegiatan lain yang melibatkan pembangunan gereja.
Dampak dari peristiwa ini disebutkan cukup parah, menyebabkan traumatis bagi korban. Anak-anak yang mengikuti retret tersebut mengalami terror dan dilempari batu. Chusnul berharap agar negara mengambil tindakan tegas terhadap kejadian semacam ini. Ia menyebutkan bahwa adanya aparat di lokasi kejadian yang kalah oleh orang-orang intoleran menambah kesedihan dalam situasi tersebut.
