Tradisi Manampuang di daerah Gadut, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tetap menjadi bagian dari prosesi membagikan daging kurban tanpa kupon saat Idul Adha. Ratusan warga di Jorong Aro Kandikia turun ke jalan untuk mengikuti tradisi turun-temurun yang unik ini. Tradisi Manampuang adalah satu-satunya di Agam yang membagikan daging kurban secara langsung dan merata kepada semua peserta, termasuk tua dan muda.
Warga membawa berbagai jenis wadah seperti keranjang, ember, atau kantong plastik untuk menampung potongan daging dalam prosesi ini. Prosesi Manampuang berlangsung sepanjang jalan sejauh 100 meter dari Surau Baru Aro Kandikia. Pada tahun ini, sebanyak 5 ekor sapi disembelih, meningkat dari 3 ekor pada tahun sebelumnya, menurut Ketua Panitia Kurban A. Datuk Gadang.
Tradisi Manampuang dipertahankan untuk memastikan bahwa seluruh warga, termasuk yang tidak kebagian kupon di tempat lain, tetap dapat mendapat bagian dari daging kurban. Keunikan tradisi ini juga terlihat dari kesiapan warga dalam mengolah daging, mulai dari penggunaan wadah daun talas hingga plastik atau keranjang anyaman.
Tradisi Manampuang tidak hanya tentang pembagian daging, tetapi juga tentang mempererat kebersamaan dan melestarikan kearifan lokal di hari raya. Hal ini merupakan bagian dari warisan nenek moyang yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Semangat turun-temurun dalam menjaga tradisi ini menjadikan Manampuang sebagai bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Adha di daerah Gadut, Agam, Sumatera Barat.
