Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, yang saat ini menjadi terdakwa dalam kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan, mengkritik kesaksian yang disampaikan oleh saksi Saeful Bahri dalam persidangan hari ini. Menurut Hasto, keterangan tersebut merupakan bentuk daur ulang yang tidak mencerminkan fakta sebenarnya. Dia berpendapat bahwa isi Berita Acara Pemeriksaan Khusus (BAPK) yang digunakan oleh jaksa merupakan keterangan lama yang diambil selama penyelidikan pada 8 Januari 2020.
Hasto juga menyoroti bahwa desakan dari Harun Masiku kepada Saeful Bahri, terutama terkait dukungan dana, tidak termasuk dalam BAP. Dia membantah tuduhan terkait aliran dana sebesar Rp600 juta yang dikaitkan dengan dugaan suap, menyatakan bahwa dana tersebut sebenarnya dialokasikan untuk program penghijauan dalam rangka HUT PDIP. Namun, karena terjadi Operasi Tangkap Tangan pada 8 Januari 2020, program tersebut batal dijalankan.
Selain itu, Hasto juga tengah diadili terkait kasus dugaan perintangan penyidikan terkait penanganan kasus Harun Masiku. Dia didakwa memberikan suap kepada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan sebesar Rp600 juta untuk mengurus pergantian antarwaktu anggota DPR. Saiful Bahri telah divonis bersalah, Donny Tri Istiqomah telah ditetapkan sebagai tersangka, dan Harun Masiku masih dalam daftar buron. Agustiani Tio Fridelina, yang juga terlibat dalam kasus ini, telah menjalani proses hukum.
