Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memasang pemantau udara di sekitar Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara. Keputusan ini diambil setelah kesepakatan dengan warga sekitar RDF Rorotan. Saat mengunjungi RDF Rorotan, Pramono menindaklanjuti keluhan warga terkait aroma busuk dari fasilitas pengelolaan sampah tersebut. Pramono menjelaskan bahwa masalah utama terjadi saat uji komisioning yang menggunakan sampah yang sudah lama, padahal seharusnya digunakan sampah segar. Pramono telah memberikan instruksi kepada DLH DKI Jakarta untuk memperbaiki masalah tersebut, termasuk memasang alat pemantau udara dan deodorizer di kawasan itu. Tujuannya adalah untuk menghilangkan bau yang ditimbulkan. Pramono juga meminta penambahan filter di RDF Rorotan, serta menyesuaikan mobilisasi truk dan pengangkutan sampah agar dilakukan dengan tertib. Warga di sekitar RDF Rorotan, seperti Jakarta Garden City dan area sekitar Rorotan, juga mengeluhkan bau busuk dan asap hitam yang dihasilkan dari RDF tersebut. Selain itu, pengurus RT setempat menerima surat protes dari warga, termasuk anak-anak, terkait bau sampah yang menyengat. RDF Plant Jakarta di Rorotan memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 2.500 ton per hari dan menghasilkan bahan bakar alternatif sebanyak 875 ton per hari. Residu dari pengolahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Ini merupakan sebuah langkah penting untuk mengatasi masalah lingkungan dan menghasilkan energi alternatif yang ramah lingkungan.
