Polda Jawa Tengah (Jateng) akan menerapkan strategi aglomerasi dalam mengelola arus mudik dan balik Lebaran 2025. Dengan luas wilayah Jawa Tengah mencapai 29 persen dari total Pulau Jawa dan terdiri dari lima jaringan jalan utama, yaitu jalur pantura, tol, selatan, tengah, dan selatan-selatan, Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Kombes Pol Sonny Irawan menjelaskan bahwa metode aglomerasi akan membagi Jawa Tengah ke dalam lima wilayah untuk meratakan distribusi lalu lintas. Langkah ini diambil untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah-wilayah tertentu, seperti di Pejagan, yang menjadi titik krusial bagi pemudik yang menuju wilayah selatan, tengah, dan Yogyakarta.
Polda Jateng berupaya mengevaluasi dampak pembangunan Tol Solo-Yogyakarta terhadap kepadatan arus di Pejagan, khususnya di jalur arteri. Dalam evaluasi terhadap Operasi Ketupat Candi 2024, Pihak kepolisian telah memulai pengecekan dari jalur Brebes hingga jalur selatan. Arus mudik tahun lalu menunjukkan volume kendaraan yang melintas di Pejagan mencapai 4 persen dari total kendaraan yang melewati Gerbang Tol Cikatama. Sedangkan 50 persen dari kendaraan yang masuk ke Trans Jawa melalui Cikampek melanjutkan perjalanan hingga Kalikangkung, pintu masuk utama ke Jawa Tengah.
Jurus yang dikeluarkan Polda Jateng ini bertujuan untuk mengatur arus mudik dan balik Lebaran 2025 agar distribusi lalu lintas menjadi lebih merata di wilayah Jawa Tengah. Dengan adanya strategi aglomerasi, diharapkan pemudik dapat melintas dengan lebih lancar dan kepadatan lalu lintas dapat diminimalisir. Untuk informasi lebih lanjut seputar berita terkini di Jawa Tengah, silakan kunjungi JPNN.com Jateng.