Pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, terdapat dua film yang dibuat tentang Serangan Umum (SU) 1 Maret, yaitu Janur Kuning (1979) dan Serangan Fajar (1981). Film-film tersebut tidak hanya menjadi instrumen propaganda yang mengangkat Soeharto sebagai tokoh sentral dalam SU 1 Maret, tetapi juga mengurangi peran Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX. Soeharto berusaha menciptakan narasi sejarahnya sendiri sebagai “Bapak” dan “Pahlawan Bangsa” melalui film-film tersebut. Bahkan, dalam autobiografinya, Soeharto menyebut SU 1 Maret sebagai ide awalnya. Namun, peran Sri Sultan HB IX sebagai bagian integral dalam peristiwa tersebut masih menjadi pertanyaan besar. Sultan HB IX tidak hanya menyatukan kesultanannya dengan Republik Indonesia (RI), tetapi juga memberikan sumbangan besar untuk mendukung perjuangan RI. Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan momen penting yang menempatkan RI di perspektif global, namun peran Sultan HB IX dalam kejadian tersebut seringkali terlupakan.