Pengeluaran Keluarga untuk Rokok Hampir Sama dengan Pengeluaran untuk Protein Hewani
Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, membuka fakta mengejutkan bahwa belanja keluarga untuk rokok dan tembakau hampir setara dengan pengeluaran untuk protein hewani. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, persentase belanja untuk rokok dan tembakau cukup signifikan di berbagai kuintil pengeluaran. Data tersebut menunjukkan bahwa tantangan di bidang gizi semakin kompleks dan beragam, termasuk masalah gizi kurang, kekurangan mikronutrien, overweight, dan obesitas.
Indonesia menghadapi tiga masalah besar terkait gizi, yaitu gizi kurang, kekurangan mikronutrien, dan overweight atau obesitas. Masalah stunting pada balita mencapai 21,5%, sementara gizi kurang pada balita tercatat 8,5%, anemia pada remaja 16,3%, dan anemia pada ibu hamil 27,7%. Konsumsi protein hewani pada balita masih rendah, hanya 21,6%, sementara konsumsi makanan manis tinggi mencapai 52%.
Untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, dr. Endang menekankan pentingnya pola makan bergizi seimbang dengan menjaga konsumsi makanan dan minuman yang sehat. Hal ini menjadi fokus dalam memperingati Hari Gizi Nasional 2025 dengan tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat.” Di tengah tantangan gizi yang semakin kompleks, upaya untuk memutus mata rantai stunting terus dilakukan sebagai langkah menuju Indonesia Emas 2045 dan pencapaian SDGs 2030.
Ahli gizi memiliki peran krusial dalam mengawasi kualitas makanan, memastikan keamanan pangan, mengembangkan menu makanan bergizi, dan memberikan pelatihan kepada petugas pengolah makanan. Dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu inisiatif penting dalam mencapai tujuan pemutusan mata rantai stunting. Tahun ini, peringatan Hari Gizi Nasional diharapkan dapat menjadi momentum perubahan pola konsumsi makanan menuju arah yang lebih baik untuk kesehatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia.