Dinamika politik tahun 2024 di Indonesia telah disorot oleh dua acara besar, yaitu Pemilihan Presiden 2024 dan Pilkada Serentak 2024. Kedua acara tersebut mengalami pergeseran yang melibatkan tokoh-tokoh besar seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Megawati Soekarnoputri. Salah satu sorotan utama adalah kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam satu putaran pemilihan presiden. Meskipun beberapa lembaga survei memprediksi pilpres akan dilakukan dalam dua putaran, Prabowo-Gibran meraih kemenangan dengan perolehan suara 58 persen dari total suara sah. Saat dilantik, Prabowo menjadi Presiden kedelapan Republik Indonesia menggantikan Joko Widodo. Selain itu, Pilkada Serentak 2024 juga menjadi sorotan, di mana loyalis Jokowi membentuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk bersaing dengan PDIP di beberapa daerah strategis seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten. Meski PDIP hanya menang di DKI Jakarta, dinamika politik yang terjadi dalam perhelatan ini memperlihatkan terjadinya pemecatan terhadap Jokowi dan keluarganya dari PDIP, serta revisi Undang-Undang Pilkada yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. Revisi ini kemudian menimbulkan gerakan “Peringatan Darurat” sebagai bentuk protes terhadap putusan yang bertentangan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi. Selain itu, tren politik “cawe-cawe” dan reaksi kritis dari sejumlah pengamat politik juga menandai tahun politik yang penuh dengan dinamika tersebut.
