Pada tanggal 6 Desember 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) telah mengirimkan bantuan obat-obatan dan perlengkapan medis yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mencegah potensi wabah penyakit pasca bencana banjir. Sumarjaya, Kepala Puskris, mengungkapkan bahwa pengiriman bantuan melibatkan berbagai jenis obat-obatan penting, cairan infus, antibiotik, oksigen konsentrator, serta perlengkapan medis habis pakai yang sangat dibutuhkan di lapangan. Menyikapi dampak kesehatan yang timbul akibat bencana banjir, Sumarjaya menyatakan urgensi pengiriman bantuan tersebut.
Pengiriman bantuan obat-obatan dan PMT Bumil serta Balita dilaksanakan pada Jumat, 6 Desember 2024. Sementara itu, Bupati Sukabumi telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor, mulai dari 4 hingga 10 Desember 2024. Puskris merespons penetapan ini dengan mengirimkan Tim Manajemen untuk pendampingan Aktivasi Klaster Kesehatan dan operasionalisasi HEOC. Selama situasi darurat, Puskris dan timnya akan melakukan koordinasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Dalam menghadapi kondisi darurat seperti ini, penting bagi masyarakat yang terdampak bencana untuk menjaga kebersihan, terutama terkait sanitasi dan persediaan air bersih guna mencegah kemungkinan timbulnya penyakit pasca banjir. Sumarjaya mengimbau untuk tetap waspada terhadap potensi penyebaran penyakit yang bisa muncul setelah bencana serta mengikuti saran kesehatan yang disampaikan oleh petugas kesehatan. Peristiwa banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi pada tanggal 4 Desember 2024 menelan korban jiwa dan memaksa ribuan orang mengungsi. Berita ini disampaikan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui nomor hotline Halo Kemenkes 1500-567, SMS 081281562620, atau alamat email [email protected]
