Pilkada Jakarta 2024 menjadi sorotan dengan adu perbedaan data perolehan suara antara paslon RIDO (Ridwan Kamil-Suswono) dan paslon Pramono-Rano Karno. Kubu RIDO mengklaim pertarungan akan berlangsung dua putaran, sementara Pramono-Rano menyatakan telah meraih suara di atas 50 persen dan mendeklarasikan kemenangan di putaran pertama.
Tim pemenangan RIDO menyatakan hasil real count internal mereka menempatkan RIDO di posisi kedua dengan 1.748.714 suara (40,17%) dan Pramono-Rano di posisi pertama dengan 2.145.494 suara (49,28%). Kubu RIDO mengklaim pilkada akan berlangsung dua putaran karena tak ada paslon yang mencapai suara di atas 50 persen, sementara Pramono-Rano juga mengklaim kemenangan berdasarkan rekapitulasi internal.
Namun, RIDO menegaskan bahwa paslon tidak seharusnya mendeklarasikan kemenangan sebelum KPU mengumumkan hasil resmi pilkada. Mereka menyerahkan proses perhitungan kepada KPU dan menegaskan pentingnya bersabar dan menunggu pengumuman resmi. Pilkada Jakarta dapat berlangsung dalam dua putaran jika tidak ada paslon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen di putaran pertama, sesuai dengan UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia.
