Jakarta, CNN Indonesia — Nama putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep belakangan muncul dalam bursa cagub atau cawagub untuk DKI Jakarta di Pilkada 2024. Muncul opsi Kaesang duet bersama Ridwan Kamil (RK) hingga Anies Baswedan.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu pun mengaku siap dan menerima opsi-opsi tersebut.
“Kalau saya ditanya siap atau enggak (berpasangan dengan Anies), ya harus siap, siap juga (dengan RK). Saya balik lagi, namanya politik kita ya enggak masalah kok dengan siapa pun,” kata Kaesang di Kantor DPP PSI, Jakarta, Kamis (13/6).
Kaesang masuk bursa calon kepala daerah usai Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan putusan yang memerintahkan KPU mengubah syarat batas usia calon kepala daerah.
Lewat Putusan Nomor 23 P/HUM/2024, ketentuan soal syarat usia calon kepala daerah berubah dari semula minimal berusia 30 tahun terhitung sejak penetapan pasangan, menjadi usia 30 tahun terhitung setelah pelantikan pasangan terpilih.
MA pun memerintahkan kepada KPU RI untuk mencabut Pasal 4 ayat (1) huruf d PKPU Nomor 9 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota tersebut.
Lantas, bagaimana kans Kaesang maju di kontestasi politik Jakarta?
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai peluang Kaesang maju sebagai peserta di Pilgub DKI memang terbuka. Namun, ia masih belum melihat peluang yang terang sebelum hasil survei elektabilitas mulai dilakukan.
Di sisi lain, Adib juga berpendapat Kaesang lebih berpeluang maju sebagai Cawagub dan bukan Cagub.
“Untuk Cawagub berpeluang, tapi untuk Cagub saya masih mengatakan itu berat meski dia Ketum Parpol,” kata Adib saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (14/6).
Nama Kaesang menurutnya masih belum bisa bersaing dengan nama-nama beken seperti Anies dan RK. Kaesang menurutnya masih cukup baru dalam dunia perpolitikan Tanah Air.
Meski begitu, Adib juga melihat munculnya nama Kaesang dalam bursa Pilgub Jakarta tak terlepas dari keberhasilan kakaknya, Gibran Rakabuming Raka yang berhasil menjadi Wakil Presiden RI Terpilih.
Formula keberhasilan Gibran, lanjut Adib, bisa saja kembali diimplementasikan pada karier politik Kaesang.
“Munculnya nama Kaesang saya kira memang kalau dibilang ini era politik Kaesang, ketika misalnya pak Jokowi bisa menurunkan Gibran dan berhasil menjadi Wapres, nah trigger politiknya kan dari sini,” kata dia.
Dengan ‘bantuan’ Presiden Jokowi yang saat ini masih menjabat, maka bisa jadi hal itu akan meningkatkan elektabilitas Kaesang. Terlebih, Kaesang merupakan sosok anak muda yang bisa saja dengan mudah digandrungi generasi Z.
Adib menyebut masyarakat Jakarta saat ini didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z yang beberapa dari mereka bisa dikategorikan sebagai swing voters.
“Jadi secara modal atau tiket saya kira kan mudah,” jelas Adib.
Lebih lanjut, Adib juga berpandangan beredarnya nama Kaesang dalam bursa Pilgub Jakarta masih tergolong untuk tes ombak. Terlebih setelah Kaesang membawa nama Anies dalam beberapa pernyataannya.
Namun demikian, bukan berarti wacana tersebut hanya angin lalu saja. Bisa saja, Kaesang memang disiapkan untuk maju di Jakarta dan menggaet sosok yang memang fenomenal di Jakarta.
“Dalam politik itu perlu kebijakan tes ombak, sehingga dijadikan formula untuk benar-benar maju atau tidak,” ujar Adib.
“Kalau misalnya Anies dan Kaesang ini saya kira Islah politik yang tentunya mengguncangkan dunia politik, tapi itu bisa saja terjadi,” imbuhnya. (khr/wis)