spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomekesehatanResponsive Feeding Agar Si Kecil Lahap Makan – Sehat Negeriku

Responsive Feeding Agar Si Kecil Lahap Makan – Sehat Negeriku

Pemberian makanan pendamping ASI perlu dilakukan dengan prinsip responsive feeding. Orang tua harus bisa mengenali kapan anak lapar dan kenyang. Saat anak terdistraksi, ia mungkin tidak akan mampu merasakan kenyang sehingga bisa saja makan berlebihan.

Saat anak memasuki masa pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), banyak hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Salah satunya adalah cara memberikan makanan dengan benar kepada anak. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian makanan kepada bayi harus mengikuti prinsip responsive feeding, yaitu memberikan MP-ASI kepada anak dengan memperhatikan 5W+1H (what, when, where, why, who, how), seperti yang dijelaskan oleh dokter Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat di Radio Kesehatan pada Senin, 29 Januari 2024.

Menurut prinsip ini, orang tua harus memperhatikan bagaimana anak merespons setiap makanan yang diberikan karena itu merupakan proses belajar yang penting. Dalam metode ini, tidak boleh ada paksaan terhadap anak dalam menerima MP-ASI. Sebaliknya, orang tua harus dapat mengenali tanda lapar dan kenyang pada anak sehingga dapat bertindak sesuai dengan tanda tersebut. Anak akan makan sesuai keinginan dan kebutuhan fisiologisnya dan terhindar dari over feeding yang dapat menyebabkan obesitas.

Dokter Reisa juga menyampaikan bahwa responsive feeding dapat melatih pola makan anak. Nafsu makan anak yang terlatih akan berdampak positif pada berat badan dan pertumbuhan anak, dan hal tersebut sangat baik untuk kesehatan anak. Anak juga akan terlatih dari segi disiplin waktu. Anak akan lebih menghargai makanan dan mengetahui kapan harus makan. Pemberian makanan sesuai jadwal akan membantu anak mengenali kapan muncul rasa lapar dan keinginan untuk makan.

Ketika anak berusia enam bulan, orang tua harus memberinya makan dengan penuh kegembiraan. Dengan cara seperti itu, anak akan dengan senang hati membuka mulutnya dan merespons makanan dengan baik saat sendok makan mendekat, tidak dengan cara dipaksa. Pemberian makanan dengan cara dipaksa bisa menimbulkan trauma pada anak dan memiliki efek jangka panjang pada tumbuh kembang anak hingga dewasa. Jika anak menolak makan, orang tua harus memperhatikan kondisi anak dengan seksama.

Selain itu, variasi dalam menu, rasa, tekstur, dan peralatan yang digunakan juga bisa mempengaruhi prinsip responsive feeding. Anak kadang bisa merasa bosan jika hanya mengonsumsi menu makanan yang sama. Orang tua dapat memberikan variasi rasa pada makanan dengan memperhatikan jumlah gula dan garam yang cukup.

Sebagai tambahan, kondisi distraksi juga dapat memengaruhi prinsip responsive feeding. Ketika anak terdistraksi, ia mungkin tidak akan mampu merasakan kenyang sehingga bisa saja makan berlebihan. Maka, sebaiknya usahakan anak makan dalam keadaan duduk tanpa adanya gangguan apa pun agar kebiasaan makan sambil duduk bisa terlatih dengan baik.

Ada beberapa cara untuk orang tua mengenali tanda-tanda lapar anak. Anak biasanya akan merengek, berkeringat, mudah menangis, atau memasukkan tangan atau jarinya ke dalam mulut ketika lapar. Bagi ibu menyusui, isyarat lapar juga bisa dilihat saat anak menunjukkan tanda-tanda rutin, seperti saat anak merasa kenyang setelah minum ASI.

Metode responsive feeding sangat berhubungan erat dengan status gizi anak. Jika gizi anak terjaga, kesehatan tubuhnya pun akan terjaga dan pertumbuhannya akan normal.

Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan komponen bahan makanan yang digunakan untuk MP-ASI. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, zat besi adalah nutrisi yang paling sering kurang setelah anak berusia enam bulan. Oleh karena itu, perhatikanlah pilihan menu MP-ASI yang mengandung zat besi.

Pembuatan makanan dengan tekstur yang sesuai juga akan membantu anak dalam memproses makanan dengan lebih baik. Reisa menyarankan untuk membuat menu MP-ASI sendiri agar kita bisa memerhatikan jenis, rasa, dan tekstur makanan dengan lebih baik.

Variasi dalam menu makanan juga sangat penting. Orang tua harus memenuhi kebutuhan energi, protein, dan berbagai mikronutrien bagi anak. Pilihlah makanan yang beragam seperti karbohidrat, lemak, protein hewani dan nabati, serta vitamin dan mineral yang baik untuk anak.

Terakhir, pastikan semua peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan MP-ASI dalam keadaan bersih. Jangan lupa juga untuk menggunakan talenan yang berbeda untuk sayuran dan daging agar tidak terjadi kontaminasi mikroba pada makanan.

Penulis: Redaksi Mediakom

Source link