Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Pramono Ubaid Tanthowi mengungkapkan bahwa ada 289 petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia. Menurut Pramono, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan Pemilu 2019 yang mencapai 894 kematian. Namun demikian, ia menilai bahwa jumlah kematian petugas Pemilu pada tahun 2024 masih tetap tinggi.
“Pramono mengatakan bahwa kematian pada tahun 2024 masih tinggi, hal ini perlu ditekankan,” kata Pramono dalam sebuah diskusi publik di Jakarta. Menurut Pramono, ada beberapa masalah yang menyebabkan tingginya angka kematian petugas Pemilu, salah satunya adalah beban kerja yang berat. Petugas KPPS rata-rata bekerja penuh selama 3 hari dua malam, bahkan lebih.
Selain itu, Pramono juga menilai bahwa Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) juga menambah beban kerja petugas Pemilu di lapangan karena sering bermasalah dan memakan waktu lama. Pramono juga mengkritik bahwa KPU tidak berhasil mengurangi beban kerja KPPS melalui kebijakan atau inovasi yang efektif.
KPU sendiri mengungkapkan data bahwa ada 181 petugas Pemilu yang meninggal, yang terdiri dari anggota PPK, PPS, dan KPPS. Selain itu, ada 4.770 petugas yang mengalami kecelakaan kerja atau sakit saat bertugas. Data tersebut diambil dalam rentang waktu tanggal 14 hingga 25 Februari 2024.
Dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR, Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengatakan bahwa total anggota PPK, PPS, dan KPPS yang meninggal dunia sebanyak 181 orang. Selain itu, ada 4.770 orang yang mengalami kecelakaan kerja atau sakit saat bertugas.
Dengan adanya data tersebut, Pramono menilai bahwa masih banyak masalah yang perlu diselesaikan terkait keselamatan dan kondisi kerja petugas Pemilu.