Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa tim medis di Rumah Sakit Nasser, Kota Khan Younis tidak dapat memberikan layanan dan perawatan kesehatan. Rumah sakit ini merupakan fasilitas medis terbesar kedua di Khan Younis.
Kementerian mengatakan bahwa ventilator tidak berfungsi setelah generator rumah sakit berhenti beroperasi karena pasokan air terputus dan limbah meluap. Lebih dari 120 pasien membutuhkan evakuasi.
“Pemerintah mengimbau institusi internasional untuk menekan (Israel) agar membebaskan semua personel kesehatan dan mengambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak Kompleks Medis Nasser,” kata kementerian melalui pesan Telegram yang dikutip dari Aljazirah, Selasa (27/2/2024).
Sebagian penghuni rumah sakit telah dievakuasi setelah Israel mengepung fasilitas medis tersebut selama seminggu dan kemudian melakukan penyerbuan awal bulan ini. Kekhawatiran muncul karena masih ada puluhan pasien dan staf yang terjebak ketika pasukan Israel meningkatkan serangan di daerah tersebut.
Pada Senin (26/2/2024), militer Israel dilaporkan masih menembaki Rumah Sakit Nasser meskipun mereka mengklaim telah mengakhiri operasi di dalam rumah sakit. Namun, penembak jitu masih berada di sana dan menembak apapun yang bergerak di sekitarnya.
Militer Israel juga terus memblokir konvoi yang membawa bantuan, bahan bakar, dan pasokan air masuk ke rumah sakit. Mereka juga melakukan penangkapan massal terhadap sekitar 200 orang di dan sekitar rumah sakit, termasuk staf dan pasien.
Hingga saat ini, nasib mereka masih belum diketahui dan tidak ada informasi mengenai keberadaan mereka. Militer Israel juga melanjutkan serangan ke Rafah dengan menembak sebuah rumah di bagian utara daerah tersebut, menyebabkan empat orang tewas termasuk seorang perempuan dan anak. Beberapa orang juga terluka dalam serangan tersebut.
Pasukan Israel terus menembaki bagian timur Rafah, membuat banyak warga terpaksa kembali mengungsi.
