Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendukung akselerasi eliminasi kanker leher rahim melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) yang telah diluncurkan tahun lalu. RAN tersebut berisi empat pilar, termasuk pilar layanan, edukasi, pendorong kemajuan, dan pengelolaan dan pengorganisasian.
Menurut WHO Regional Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di kawasan untuk angka kasus baru dan peringkat keempat untuk tingkat kematian akibat kanker. Pada tahun 2022, terdapat 408.661 kasus baru dan 242.988 kematian akibat kanker di Indonesia. Selain itu, diprediksi terjadi peningkatan 77% kasus kanker pada tahun 2050.
RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim telah memuat target vaksinasi, skrining, dan tata laksana. Kementerian Kesehatan akan melakukan vaksinasi, skrining, dan tata laksana dalam dua fase: fase 1 pada 2023-2027 dan fase 2 pada 2028-2030. Kementerian Kesehatan menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun menerima vaksin lengkap pada fase pertama. Pada fase kedua, target vaksinasi akan diperluas untuk laki-laki dan perempuan usia 11 dan 12 tahun. Selain itu, 70% perempuan berusia 30 hingga 69 tahun akan diskrining menggunakan tes DNA HPV.
RAN ini diharapkan dapat membantu perempuan Indonesia terhindar dari bahaya kanker serviks. Program eliminasi kanker serviks juga sangat didukung oleh Shanty Eka, seorang penyintas kanker serviks, berharap agar semua perempuan di Indonesia mendapatkan vaksinasi untuk mencegah terjadinya kanker serviks.
