Home Olahraga Jhon Jantu Kecewa, Ada Pemain Lolos Meski Tak Ikut Seleksi

Jhon Jantu Kecewa, Ada Pemain Lolos Meski Tak Ikut Seleksi

0

Pelatih kiper tim PON sepakbola Gorontalo, Jhon Jantu, merasa kesal setelah muncul satu nama pemain yang lolos meskipun tidak mengikuti seleksi pemain yang diadakan minggu lalu oleh Asprov PSSI Gorontalo.

Semuanya bermula dari upaya Asprov PSSI Gorontalo untuk mempersiapkan tim sepakbola Gorontalo yang akan berlaga di PON XXI Aceh-Sumut. Seleksi pemain dilakukan untuk menciptakan tim yang lebih baik daripada saat babak kualifikasi PON akhir tahun lalu.

“Jadi Asprov PSSI Gorontalo melakukan seleksi terbuka untuk mendapatkan pemain yang siap membela nama baik Provinsi Gorontalo di ajang 4 tahunan ini. Setelah pra-PON beberapa waktu yang lalu, masyarakat tahu bagaimana kekuatan tim Pra PON Gorontalo. Oleh karena itu, seleksi terbuka dilakukan di semua posisi, khusus untuk kiper ada 5 orang yang ikut seleksi termasuk personil lama dari tim Pra PON sebelumnya. Tapi ketika pengumuman hasil seleksi, ada nama yang tidak ikut seleksi tiba-tiba namanya muncul. Ini membuat saya heran, kok masih ada praktik seperti ini,” papar Jhon Jantu, pelatih kiper Gorontalo, pada Senin (22/01/2024).

Jhon mengaku sangat kecewa sebagai pelatih kiper karena ada nama yang diakomodir tanpa melalui seleksi atau tanpa koordinasi kepadanya sebagai pelatih kiper tim. Nama-nama kiper yang direkomendasikan setelah seleksi kemarin ada tiga orang, yaitu Agung Pratama, Ayub Nur, dan Rifki Sini.

“Jelas saya kecewa dan heran, tiba-tiba ada nama pemain masuk dalam daftar tanpa berkomunikasi, apalagi selama ini tim teknis tidak pernah berkomunikasi dengan saya sebagai pelatih kiper,” tambah Jhon.

Jhon berharap kejadian ini dapat menjadi perhatian dari KONI Provinsi, terutama Satgas KONI, agar ini dapat dilihat secara fair dan demi tertibnya administrasi.

“Saya harap ini menjadi perhatian dari KONI Provinsi, terutama Satgas KONI. Kepastian administrasi sangat penting. Hal seperti ini merusak olahraga Gorontalo, dan berujung pada konsekuensi anggaran. Padahal anggaran KONI Gorontalo minim, karena saya tahu persis bagaimana Ketua KONI memperjuangkan anggaran PON untuk mengharumkan nama Provinsi Gorontalo, sementara atlet yang dikirim hanya melalui unsur tertentu,” jelasnya. (*)

Source link

Exit mobile version