Home Berita Hamas dan Kelompok Perlawanan di Gaza Memperbincangkan Usulan Gencatan Senjata

Hamas dan Kelompok Perlawanan di Gaza Memperbincangkan Usulan Gencatan Senjata

0

GAZA – Kelompok Hamas sedang berdiskusi dengan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza untuk merumuskan sikap bersama terkait pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina. Sikap mereka akan disampaikan kepada Mesir selaku mediator.

Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Ziad al-Nakhala telah menyatakan bahwa mereka tidak akan terlibat dalam perjanjian apapun tanpa mencapai gencatan senjata yang komprehensif. “Respon akhir dari gerakan tersebut (Jihad Islam) belum disampaikan ke Kairo,” kata seorang sumber Palestina, Kamis (1/2/2024), dikutip dari laman Anadolu Agency.

Dia menambahkan bahwa diskusi dengan pejabat Mesir masih berlangsung. Sebelumnya Hamas telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang mempelajari proposal gencatan senjata yang telah disepakati perwakilan Israel, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) di Prancis akhir pekan lalu.

Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) William Burns dan Direktur Badan Intelijen Israel (Mossad) telah bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Paris, Prancis, Ahad (28/1/2024) lalu. Kepala Badan Intelijen Umum Mesir Abbas Kamel juga turut berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Mereka membahas potensi penerapan gencatan senjata dan pertukaran antara sandera dengan tahanan Palestina.

Sheikh Mohammed mengungkapkan bahwa pembicaraan di Paris berlangsung positif. Dia menyebut, kerangka yang menuju pada gencatan senjata permanen di Gaza telah disusun. ” (Para pihak) berharap untuk menyampaikan proposal ini kepada Hamas dan membawa mereka ke tempat di mana mereka terlibat secara positif serta konstruktif dalam proses,” katanya.

Sheikh Mohammed menjelaskan bahwa dalam kerangka yang sudah disusun, tercakup gencatan senjata dan pembebasan para sandera yang terdiri perempuan serta anak-anak. Hal itu kemudian diikuti dengan masuknya konvoi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sheikh Mohammed optimistis bahwa kerangka tersebut akan mengarah pada gencatan senjata permanen.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata dari Qatar. Pejabat senior Hamas, Taher al-Nunu, mengatakan bahwa pihaknya menginginkan gencatan senjata yang lengkap dan komprehensif, bukan gencatan senjata yang sementara. Dia menyebut bahwa ketika gencatan senjata permanen diberlakukan, detail selanjutnya, termasuk terkait pembebasan sandera, dapat didiskusikan.

Pejabat senior Hamas lainnya, Sami Abu Zuhri, mengatakan bahwa pembebasan orang-orang yang masih mereka sandera membutuhkan jaminan diakhirinya agresi Israel di Gaza. Hamas juga menuntut agar semua pasukan Israel di Gaza ditarik. Pada 24 November hingga 1 Desember 2023, Israel dan Hamas sempat memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan. Kesepakatan itu tercapai berkat peran mediasi Qatar, Mesir, dan AS. Hamas membebaskan 105 sandera, sementara Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.

Pada 9 Desember 2023, Israel mengatakan Hamas masih menahan 137 sandera di Gaza. Hamas menyampaikan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan sejumlah sandera akibat agresi tanpa henti Israel ke Gaza. Hamas memperkirakan bahwa beberapa sandera telah terbunuh dalam serangan Israel. Sumber: Republika.

Exit mobile version