Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa penyelidikan telah dilakukan terkait kasus pemantauan terhadap jurnalis dan menyatakan bahwa tekanan terhadap awak media adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.
Pernyataan tersebut diungkapkan Zelenskyy dalam pidato video malam hari pada Rabu (17/1/2024). Pernyataan ini muncul setelah Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengumumkan bahwa mereka tengah menyelidiki kasus penyadapan ilegal dan rekaman video karyawan sebuah kantor berita lokal, yang mengindikasikan bahwa proses pidana telah dimulai.
SBU percaya bahwa media massa yang independen dan profesional, yang bersifat transparan dan tanpa hambatan, sangat penting bagi perkembangan Ukraina sebagai negara demokratis.
Sebelumnya, kantor berita Bihus.Info melaporkan bahwa para karyawannya telah dipantau selama berbulan-bulan setelah video yang menunjukkan sebagian anggota staf menggunakan narkoba saat pesta tahun baru muncul secara daring.
Zelenskyy juga menekankan perlunya pandangan yang ambisius dan aktif dalam diskusi strategis yang diadakan selama pertemuan dengan pemimpin militer beberapa waktu sebelumnya. Dia juga menegaskan bahwa Ukraina harus mempertahankan inisiatif tersebut, dengan harapan akhir perang akan tergantung pada tindakan Ukraina dan bukan tindakan musuh.
Dua tahun lalu, Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina dengan alasan “demiliterisasi” dan “denazifikasi” negara tersebut. Namun, negara-negara Barat menganggapnya sebagai agresi dan mendukung Ukraina melalui cara kemanusiaan, ekonomi, dan militer.
Meskipun dukungan tersebut dikatakan mulai memudar di tengah dugaan kegagalan serangan balasan Ukraina dan perubahan dinamika politik Barat serta fokus global pada perang Israel-Hamas, Ukraina tetap berharap bahwa dukungan internasional tidak akan surut.
