MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa penting untuk memutus lingkaran kekerasan dalam konflik Israel-Palestina. Dia menekankan bahwa tanpa solusi politik, pertumpahan darah antara kedua belah pihak akan terus berlanjut.
Dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS, Lavrov mengungkapkan bahwa aksi teror tidak dapat dibenarkan. Namun demikian, memberlakukan hukuman kolektif yang merupakan pelanggaran hukum internasional, juga tidak dapat diterima.
“Ini diperlukan untuk memutus lingkaran kekerasan, untuk menghilangkan ketidakadilan yang telah diderita oleh beberapa generasi warga Palestina. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas di wilayah konflik Palestina-Israel dan di seluruh kawasan Timur Tengah pada umumnya,” kata Lavrov seperti dilansir oleh TASS pada Kamis (28/12/2023).
Lavrov juga menyampaikan bahwa posisi Rusia terkait konflik Israel-Palestina didasarkan pada keputusan Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB, serta Inisiatif Perdamaian Arab. Tujuannya adalah untuk membantu kedua pihak membangun dialog yang memungkinkan mereka untuk menyelesaikan semua perselisihan.
Namun demikian, Lavrov mengakui bahwa hal tersebut tidak akan berjalan mudah. Ia menambahkan bahwa alternatif dari negosiasi adalah pertumpahan darah yang terus berlanjut. Dan Rusia selalu berupaya untuk bertindak terbuka dan tidak pernah membahas isu konflik Israel-Palestina di balik layar.
Hingga saat ini, Israel masih terus melancarkan agresi ke Gaza. Lebih dari 21 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023 lalu, sementara korban luka sudah melampaui 52 ribu orang.
Sumber: Republika