Dalam foto satelit tersebut yang diambil dari Planet Labs PBC, situs nuklir Natanz di Iran terlihat pada tanggal 14 Maret 2022. Badan pengawas atom PBB mengatakan pada Kamis, 14 April 2022, bahwa pihaknya telah memasang kamera pengintai untuk memantau bengkel sentrifugal baru di situs Natanz yang terletak di bawah tanah di Iran setelah adanya permintaan dari Teheran, bahkan ketika upaya diplomatik untuk memulihkan kesepakatan nuklirnya yang compang-camping tampak terhenti.
PARIS — Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) mengecam peningkatan produksi uranium yang diperkaya Iran hingga kekayaan 60 persen, yang mendekati tingkat yang dapat digunakan untuk memproduksi senjata nuklir.
Dalam pernyataan bersama, negara-negara sekutu tersebut tidak menyebutkan konsekuensi yang dihadapi Iran dalam peningkatan tersebut. Namun, mereka mendesak Iran untuk menurunkan kemurnian uraniumnya dan mengatakan bahwa mereka masih berkomitmen pada solusi diplomasi atas program nuklir Iran.
“Produksi uranium dengan tingkat kemurnian tinggi yang dilakukan Iran tidak memiliki pembenaran sipil yang kredibel, keputusan ini mewakili perilaku ceroboh dalam konteks ketegangan regional,” kata empat negara tersebut dalam pernyataannya, Jumat (29/12/2023).
Sejak Israel menginvasi Gaza, proksi-proksi yang didukung Iran menyerang kapal komersial yang berlayar melalui Laut Merah dan pasukan AS di Irak dan Suriah. Serangan-serangan ini meningkatkan ketegangan di kawasan.
Dalam laporannya, badan pemantau nuklir PBB (IAEA) menyatakan bahwa Iran kembali menaikkan produksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen, setelah sempat memperlambatnya selama beberapa bulan.
“Kami mengecam aksi yang menambah eskalasi program nuklir Iran yang tidak kunjung mereda,” kata Prancis, Jerman, Inggris dan AS dalam pernyataan bersama tersebut.
Iran membantah laporan IAEA sebagai “tidak ada yang baru” dan mengatakan bahwa mereka menjalankan program nuklirnya sesuai dengan peraturan. Tingkat kemurnian uranium Iran yang mencapai 60 persen membuat negara-negara Barat khawatir, karena bila diperkaya hingga 90 persen, maka Iran dapat memiliki senjata nuklir.
Iran menyangkal mereka memiliki senjata nuklir. Inggris, Prancis dan Jerman masih menjadi anggota kesepakatan 2015 yang dirancang untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir atau Joint Comprehensive Plan of Action. Pada 2018, mantan presiden AS Donald Trump mengeluarkan AS dari perjanjian tersebut. Keputusan ini mendorong Iran melanggar kesepakatan secara bertahap.
Sumber: Republika
Sumber: https://internasional.republika.co.id/berita/s6fk6u366/prancis-jerman-inggris-dan-as-kecam-peningkatan-pengayaan-uranium-iran