Israel marah dengan kedekatan yang ditunjukkan oleh tawanan Israel kepada Hamas ketika mereka dibebaskan dari Gaza. Dalam video yang beredar luas di media sosial, sandera Israel keluar dari Gaza dalam keadaan sehat dan baik.
Para sandera melambaikan tangan kepada pejuang Gaza sebagai tanda perpisahan. Bahkan, salah satu tawanan menuliskan surat ucapan terima kasih kepada Hamas karena merawat putrinya dengan baik selama dalam penyanderaan.
Mereka dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel di tengah jeda kemanusiaan sementara. Sejak dibebaskan, pihak berwenang Israel menjauhkan mereka dari media.
Pihak berwenang Israel hanya mengizinkan para tawanan yang dibebaskan untuk bertemu dengan keluarga dan teman. Namun stasiun televisi Israel menayangkan rekaman video salah satu keluarga sandera Israel yang mengatakan bahwa kerabat mereka diperlakukan dengan baik selama mereka disandera.
Pernyataan tersebut membuat para analis Israel geram. Seorang analis politik, Yaniv Peleg, mengatakan bahwa menyiarkan video yang memuji Hamas di televisi akan merugikan Israel. Dia menuduh rekaman kedekatan antara Hamas dan para sandera ketika dibebaskan hanyalah untuk propaganda kemanusiaan.
Analis politik Israel lainnya, Maya Lecker, menulis di surat kabar Haaretz bahwa menjalin kedekatan dan memuji Hamas adalah batas yang sangat rendah bagi kemanusiaan.
Banyak influencer pro-Palestina dan pengguna media sosial, kebanyakan dari luar Israel dan Palestina, menganggap kedekatan para sandera dengan pejuang Hamas sangat menyentuh hati. Hal ini justru merupakan cerminan kemanusiaan dan moralitas yang dilakukan oleh pejuang Hamas.
Koresponden militer untuk Channel 13 Israel, Alon Ben David, mengatakan bahwa para sandera merasa nyaman dan dirawat dengan baik oleh pejuang Hamas.
Kesaksian tersebut sejalan dengan pernyataan publik Yocheved Lifshitz yang dibebaskan pada akhir Oktober. Lifshitz mengatakan bahwa pejuang Hamas merawat dirinya dan tawanan lainnya dengan baik.
Dalam pertukaran tersebut, Israel menerima 60 sandera, termasuk perempuan dan anak-anak, dan membebaskan 180 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dari penjara Israel.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Serangan ini telah menewaskan ribuan orang, termasuk banyak anak-anak dan perempuan. Sementara di Israel, korban tewas mencapai 1.200 orang menurut angka resmi.