Miliarder Elon Musk bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog pada Senin (27/11/2023) dan membahas dampak perang Israel-Hamas. Dalam pertemuan tersebut, Musk menyerukan perubahan sistem pendidikan agar generasi baru tidak dilatih menjadi pembunuh dan membangun kesejahteraan masyarakat.
“Saya baru saja berbicara dengan Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu). Ada tiga hal yang perlu terjadi dalam situasi Gaza. Tidak ada pilihan selain membunuh mereka yang bersikeras membunuh warga sipil. Mereka tidak akan berubah pikiran,” kata Musk kepada Presiden Israel selama pertemuan mereka seperti dilansir oleh India Today.
Musk juga menekankan pentingnya perubahan sistem pendidikan dan membangun kesejahteraan kepada Herzog agar generasi baru tidak dididik menjadi pembunuh.
Selama pertemuan itu, Musk juga bertemu dengan keluarga para sandera yang ditahan Hamas dan diberikan sebuah souvenir berupa dog tag oleh ayah seorang sandera dengan tulisan “hati kami ada bersama sandera di Gaza”.
Pertempuran antara Israel dan Hamas telah terhenti sementara setelah kesepakatan gencatan senjata selama empat hari. Berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas membebaskan 69 sandera sementara Israel membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina.
Musk melakukan kunjungan yang tidak biasa ke Israel, selama jeda empat hari pertempuran, dan mengadakan diskusi dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Netanyahu menggambarkan penghancuran Hamas sebagai tujuan utama perang Israel.
Musk menanggapi dengan mengatakan bahwa mereka yang berniat melakukan pembunuhan harus dinetralisir. Dia juga menunjukkan komitmennya untuk mencoba menjamin masa depan yang lebih baik.
Dalam kunjungannya ke Israel, Musk juga mencapai kesepakatan prinsip dengan Israel terkait pengoperasian unit satelit Starlink di Israel, termasuk Jalur Gaza.
Kunjungan Musk ke Israel diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk memperbaiki hubungan dengan orang Yahudi dan nilai-nilai yang dibagikan dengan seluruh dunia.