KAIRO – Badan PBB untuk pengungsi Palestina menyatakan bahwa operasi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza harus dikurangi secara drastis karena serangan udara yang dilakukan oleh Israel yang menyebabkan hambatan. PBB khawatir bahwa bantuan yang diberikan akan menjadi sasaran dan tidak dapat diterima oleh warga Gaza yang membutuhkan. Setiap harinya, diperkirakan warga Gaza membutuhkan sekitar 100 truk bantuan kemanusiaan, namun Israel hanya mengizinkan 20 truk masuk dan melarang pengiriman bahan bakar.
Maka dari itu, pejabat PBB di lapangan meminta Israel untuk mengakhiri serangan udara dan pengepungan di Gaza. Israel diminta untuk memberikan izin dan mempermudah bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, kepada 2,3 juta jiwa warga Gaza.
Dominic Allen, perwakilan Dana Kependudukan PBB, mengatakan kepada The Associated Press bahwa pengiriman air, makanan, pasokan medis, dan bahan bakar merupakan prioritas utama.
“Pengepungan ini harus diakhiri, dan bantuan kemanusiaan harus masuk agar kami dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek yang dapat menyelamatkan jiwa,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa tanpa bahan bakar, tidak akan ada rumah sakit, desalinasi, atau kegiatan masak-memasak yang bisa dilakukan.
Allen juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap 50.000 wanita hamil di Gaza, dengan rata-rata 150 kelahiran setiap hari dan sistem layanan kesehatan yang hampir runtuh.
“Mereka tidak dapat mengakses layanan kesehatan dasar bagi ibu hamil, dan mereka menghadapi mimpi buruk ganda,” katanya.
Sementara itu, rumah sakit di Gaza berusaha memberikan perawatan terbaik kepada korban luka dengan sumber daya yang semakin sedikit.
Perang yang berlangsung selama 19 hari ini merupakan perang Gaza yang paling mematikan bagi kedua belah pihak. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, setidaknya 5.791 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 704 orang dalam satu hari terakhir, dan 16.297 orang terluka.
Di Tepi Barat yang diduduki, lebih dari 100 warga Palestina telah tewas dan 1.650 lainnya terluka dalam kekerasan dan serangan Israel sejak 7 Oktober. Di sisi lain, menurut pejabat Israel, lebih dari 1.400 orang di Israel telah terbunuh dalam serangan awal yang dilakukan oleh Hamas.
Militer Israel mengkonfirmasi bahwa jumlah sandera yang tersisa di Gaza saat ini adalah 222 orang, termasuk warga asing yang diduga ditangkap oleh Hamas selama serangan tersebut. Empat sandera telah dibebaskan.
Israel sedang mempersiapkan serangan darat besar-besaran untuk mengatasi Hamas. Namun, tindakan tersebut telah memicu ancaman dari Iran bahwa mereka akan menyerang Israel jika serangan darat ke Gaza dimulai. Melihat situasi ini, Amerika Serikat dan pejabat lainnya khawatir bahwa pertempuran ini bisa berubah menjadi konflik regional yang lebih luas.