Prabowo Subianto

Prabowo Subianto dan Jokowi Bertemu Bersama Keluarga Awak KRI Nanggala-402 yang Menerima Bantuan

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan virtual dengan keluarga kru KRI Nanggala-402, yang berlokasi di Sidoarjo. Hal...
HomeBeritaIsrael Mengancam Menggunakan Sejarah Nuklir sebagai Senjata Pemusnah untuk Menghancurkan Gaza

Israel Mengancam Menggunakan Sejarah Nuklir sebagai Senjata Pemusnah untuk Menghancurkan Gaza

JAKARTA — Israel mendapat kecaman karena berencana untuk mengebom kota Gaza di Palestina dengan senjata nuklir. Hal ini terungkap dari pernyataan salah satu pejabat tinggi negara tersebut.

Bom nuklir atau bom atom adalah senjata pemusnah massal yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan sebuah kota atau wilayah di suatu negara. Bom nuklir atau bom atom melibatkan reaksi nuklir yang menghasilkan kekuatan ledakan yang sangat besar.

Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir atau The International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) mendokumentasikan sejarah pengembangan bom nuklir dari tahun 1942 hingga 2006. Dalam sejarah tersebut, banyak negara yang telah melakukan perjanjian untuk menghentikan pengembangan bom nuklir, namun secara diam-diam masih ada yang melanjutkan pengembangannya.

Bahkan, penggunaan bom nuklir oleh Amerika Serikat (AS) mengakibatkan ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia. Israel juga terbukti diam-diam mengembangkan nuklir ketika negara lain sepakat untuk tidak mengembangkannya.

Dilansir dari situs icanw.org, berikut adalah sejarah perkembangan senjata nuklir dari awal hingga tahun 2006:

Pada bulan Agustus 1942, Proyek Manhattan didirikan di Amerika Serikat (AS). Proyek Manhattan merupakan proyek pengembangan senjata nuklir pertama yang dilakukan oleh AS.

Pada tanggal 16 Juli 1945, AS melakukan uji coba nuklir pertama. Uji coba ini dilakukan di Socorro, New Mexico, AS dengan meledakkan senjata nuklir berkekuatan 15-20 kiloton. Tingkat radiasi di sekitar lokasi uji coba tersebut tetap 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan radiasi alami.

Pada tanggal 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom (jenis senjata nuklir) di kota Hiroshima, Jepang. Bom uranium meledak di Hiroshima dan menyebabkan lebih dari 140 ribu orang meninggal dunia dalam beberapa bulan. Banyak lagi yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan radiasi.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki, Jepang. Bom plutonium meledak di Nagasaki dan diperkirakan menewaskan 74 ribu orang pada akhir tahun 1945.

Pada tanggal 4 Januari 1946, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan seruan untuk menghapus senjata atom. Dalam resolusi pertamanya, Majelis Umum PBB mengajukan permintaan penghapusan total senjata nuklir dan membentuk komisi untuk menangani masalah senjata nuklir.

Pada tanggal 29 Agustus 1949, Uni Soviet melakukan uji coba bom nuklir pertamanya. Uji coba ini dilakukan dengan meledakkan senjata nuklir yang diberi nama First Lightning di Semipalatinsk, Kazakhstan. Uni Soviet (sekarang Rusia) menjadi negara kedua yang mengembangkan dan berhasil menguji senjata nuklir.

Pada tanggal 3 Oktober 1952, Inggris melakukan uji coba senjata nuklir di Australia. Uji coba pertama Inggris dilakukan di Kepulauan Montebello, di lepas pantai Australia Barat. Kemudian dilakukan serangkaian uji coba di Maralinga dan Emu Fields, Australia Selatan.

Pada tanggal 1 November 1952, Amerika melakukan uji coba bom hidrogen pertama. Uji coba bom hidrogen pertama Amerika dilakukan di Atol Enewetak, Kepulauan Marshall. Kekuatan ledakannya 500 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Nagasaki.

Pada tanggal 1 Maret 1954, Amerika melakukan uji coba “Bravo” yang besar. Uji coba ini dilakukan di Bikini Atoll, Samudra Pasifik, dengan meledakkan bom hidrogen “Bravo” berkekuatan 17 megaton. Dampaknya mencemari kapal nelayan Jepang, Lucky Dragon, dan penduduk Rongelap dan Utirik.

Pada tanggal 9 Juli 1955, Manifesto Russell-Einstein diterbitkan. Bertrand Russell, Albert Einstein, dan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya menerbitkan manifesto yang memperingatkan bahaya