Ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Hizbullah melaporkan bahwa pasukan Israel menderita kerugian akibat serangan balasan yang dilakukan oleh mereka. Dalam operasi perlawanan ini, sebanyak 120 tentara Israel tewas atau terluka.
Hizbullah juga berhasil menghancurkan sembilan tank, 33 radar, dan sebuah drone. Mereka juga berhasil menghancurkan 140 kamera pengintai, 69 sistem komunikasi, 17 sistem jamming, dan 27 sistem intelijen.
Israel dan Amerika Serikat telah memperingatkan Hizbullah untuk tidak ikut campur dalam konflik di Jalur Gaza. Amerika Serikat bahkan telah mengirim dua kapal induk sebagai penegasan.
Hizbullah menyatakan dirinya sebagai gerakan perlawanan yang berdedikasi untuk melindungi Lebanon, melawan Israel, dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Hizbullah telah melakukan 84 serangan di 42 titik sepanjang perbatasan sejak awal bentrokan hingga akhir Oktober. Israel khawatir akan adanya serangan dari pihak lain.
Israel menyatakan kekhawatirannya akan eskalasi konflik di wilayah utara dan siap meresponsnya.
Meskipun kemampuan sebenarnya Hizbullah masih belum jelas, kelompok ini berpotensi menyebabkan kerusakan di dalam wilayah Israel. Mereka memiliki persenjataan hingga 150.000 roket dan rudal berpemandu presisi yang dapat menyerang sasaran sensitif.
Menurut Direktur Carnegie Middle East Center di Beirut, Maha Yahya, Hizbullah saat ini memiliki kemampuan untuk melukai Israel jika mereka memilih untuk terlibat dalam perang.
Sumber: Republika