Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengutuk penargetan Israel terhadap tiga rumah sakit di Jalur Gaza, yaitu Kompleks Medis Al-Shifa, Kompleks Medis Al-Quds, dan Rumah Sakit Indonesia. Dalam sebuah pernyataan, Haniyeh mengutuk penargetan terhadap rumah sakit yang sudah direncanakan, yang terbaru adalah penargetan hari ini terhadap para korban luka di pintu masuk Rumah Sakit Al-Syifa.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa 13 orang Palestina meninggal dan 26 lainnya terluka dalam pemboman Israel yang menargetkan ambulans di depan Kompleks Medis Al-Shifa. Haniyeh menyebut pemboman tersebut sebagai “pembantaian” dan meminta Mesir untuk membuka penyeberangan Rafah sepenuhnya. Ia juga menyerukan komunitas Arab dan Islam serta komunitas internasional untuk mengakhiri kejahatan perang.
Dalam pernyataan lain, Hamas menyebut pengeboman tiga rumah sakit tersebut sebagai “pembantaian” dan menyalahkan Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang mendukung Israel. Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 10.700 orang telah tewas dalam konflik Israel-Hamas tersebut, termasuk 9.240 warga Palestina dan 1.538 warga Israel.
Sumber: Republika