Korea Utara telah menguji drone serangan nuklir bawah laut baru pada 21 Maret yang disebut mampu menimbulkan tsunami radioaktif dan menyerang musuh secara diam-diam. Pada tanggal 22 Maret, Korea Utara juga melakukan latihan rudal jelajah dengan menguji hulu ledak yang mensimulasikan hulu ledak nuklir.
Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) juga menggelar latihan gabungan yang melibatkan drone, kendaraan tanpa awak, dan sensor laser. Latihan ini digelar oleh Angkatan Darat Korsel untuk memodernisasi militernya. Latihan ini dilaksanakan dalam rangka serangkaian latihan tahunan musim gugur Hoguk yang bertujuan meningkatkan respon terhadap ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara.
Lebih dari 120 tentara AS bertempur melawan tim terlatih dari pasukan lawan di kota tiruan yang mirip dengan ibu kota Korea Utara, Pyongyang. Latihan ini dilakukan di Pusat Pelatihan Tempur Korea di kota Inje. Latihan juga melibatkan berbagai sistem persenjataan untuk memperkuat kapabilitas tempur masa depan. Pasukan menggunakan sistem laser terintegrasi yang disebut multiple integrated laser engagement systems (MILES) untuk mensimulasikan pertempuran.
Selain itu, beberapa drone juga digunakan untuk melakukan pengintaian dan melepaskan tembakan. Kendaraan tanpa awak multi-fungsi Korsel juga membawa korban luka. Latihan ini didukung oleh aset tak berawak dan perlengkapan MILES yang membantu mengidentifikasi musuh dan mengukur korban pasukan sekutu.
Menurut Kapten Divisi Infanteri ke-25 Tentara Korsel, Choi Jeong-Il, latihan ini memungkinkan mereka untuk mengkonfirmasi pergerakan musuh menggunakan drone dan menyerang dengan peralatan serangan mutakhir, sehingga dapat memaksimalkan hasil operasi dan meminimalkan kerusakan pada pasukan mereka.
Letnan Satu Derek Chen dari Tim Tempur Brigade Stryker ke-2 Divisi Infanteri ke-4 AS menyatakan bahwa latihan ini memberikan pengalaman yang bermanfaat dan aset tersebut akan berguna dalam operasi tempur di masa depan.
Militer Korsel telah meluncurkan brigade TIGER tahun lalu sebagai unit percontohan untuk operasi peperangan di masa depan dengan menggunakan drone dengan kecerdasan artifisial dan kendaraan tempur yang sangat mobile. Korsel berencana untuk mengubah semua unit tempurnya menjadi model brigade TIGER pada tahun 2040.
Selain itu, Korsel juga telah mengadakan kompetisi perang masa depan internasional pertamanya yang diikuti oleh sekitar 300 tentara dari lima negara, termasuk Inggris, Uzbekistan, dan Kamboja.
Sumber: Republika