Prabowo Subianto

Prabowo Subianto dan Jokowi Bertemu Bersama Keluarga Awak KRI Nanggala-402 yang Menerima Bantuan

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan virtual dengan keluarga kru KRI Nanggala-402, yang berlokasi di Sidoarjo. Hal...
HomeBerita700 Orang Meninggal Dunia dalam Satu Hari di Gaza

700 Orang Meninggal Dunia dalam Satu Hari di Gaza

Lebih dari 700 warga Palestina meninggal dalam serangan udara Israel di Gaza. Ini merupakan jumlah korban tertinggi dalam waktu 24 jam sejak Israel mulai menyerang wilayah yang terkepung pada awal bulan ini.

Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 400 target Hamas dan membunuh puluhan pejuang Hamas. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sekitar 5.791 warga Palestina, termasuk 2.360 anak-anak, telah meninggal dalam serangan Israel.

Dalam waktu 24 jam terakhir, sebanyak 704 warga Gaza tewas oleh tangan Israel. Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qidra, menyatakan bahwa ini merupakan jumlah kematian tertinggi dalam 24 jam selama dua minggu serangan udara Israel.

Youmna ElSayed, kontributor Aljazirah yang melaporkan langsung dari Gaza, mengatakan bahwa ribuan keluarga telah mengungsi dan banyak bangunan yang hancur berserakan di sepanjang wilayah tersebut. Suara drone dan jet milik Israel terdengar di langit, membuat semua orang merasa bahwa tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza.

Para saksi mata dan pejabat kesehatan mengungkapkan bahwa sebagian besar serangan udara menghantam bangunan tempat tinggal, terutama di Gaza selatan. Israel sebelumnya telah meminta warga sipil untuk berlindung di Gaza selatan.

Selain serangan udara, Israel juga telah memutus akses terhadap makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Lebih dari 40 pusat kesehatan di Gaza telah menghentikan operasinya karena kekurangan pasokan bahan bakar dan kerusakan akibat serangan udara Israel.

Meskipun ada beberapa truk bantuan yang masuk dari Mesir ke Gaza sejak Minggu (22/10/2023), PBB telah memperingatkan bahwa akan terjadi bencana kemanusiaan jika pengiriman bantuan tidak ditingkatkan secara signifikan.

Konvoi bantuan yang masuk ke Gaza tidak membawa bahan bakar karena Israel melarangnya. Bahan bakar sangat penting untuk menghidupkan generator di rumah sakit dan memenuhi kebutuhan lainnya di Gaza.

Jeremy Laurence, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan bahwa bantuan yang dilanjutkan dari Mesir hanya sebatas yang dibutuhkan.

Tamara Alrifai, juru bicara Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, menyatakan bahwa bahan bakar sangat mendesak karena tanpa bahan bakar, truk bantuan tidak dapat bergerak dan generator tidak dapat menghasilkan listrik bagi rumah sakit, toko roti, dan pabrik desalinasi air.

Sumber: Republika