Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu menjadi fokus perhatian pemerintah, terutama Presiden Prabowo Subianto, mengingat maraknya kasus keracunan massal akibat makanan yang disajikan. Selain menimbulkan keracunan massal, program MBG terkesan sia-sia karena banyak makanan yang tidak layak konsumsi ketika sampai di tangan siswa, sehingga seringkali tidak dimakan sama sekali. Makanan yang sudah basi saat disajikan kepada siswa diduga karena proses pengolahannya dilakukan sehari sebelumnya, bukan dimasak pada hari yang sama.
Badan Gizi Nasional (BGN) turun tangan meninjau kasus keracunan makanan program MBG yang mengakibatkan siswa dirawat di RSUD Trikora Salakan, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Tim BGN bersama pihak rumah sakit dan pemerintah daerah setempat melakukan peninjauan pasien, dengan dokter dari RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo di Makassar juga ikut serta.
Direktur RSUD Trikora, Feldy Deki, menyatakan bahwa rumah sakit telah memberikan penanganan maksimal kepada pasien, termasuk pemberian obat dan perawatan medis sesuai dengan gejala yang dialami korban. Sejak kasus pertama diduga keracunan MBG pada Rabu (17/9), hingga Sabtu (20/9) tercatat 335 pasien dirawat, di mana 301 pasien sudah pulih dan 34 pasien masih dalam perawatan karena mengalami gejala sesak napas serta kram pada otot dada dan tangan.
