spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomeprabowoPemerintah Buka Kemungkinan Tarif Trump Turun menjadi 19% Menyusul Keputusan Presiden Prabowo

Pemerintah Buka Kemungkinan Tarif Trump Turun menjadi 19% Menyusul Keputusan Presiden Prabowo

Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan keterlibatan langsung dalam merundingkan revisi tarif perdagangan setelah pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang “Hari Pembebasan”—sebuah deklarasi kemerdekaan ekonomi—pada 2 April 2025. Airlangga, yang juga memimpin tim negosiasi lintas kementerian Indonesia, menyingkapkan bahwa Presiden Prabowo langsung merespons deklarasi Trump dan memerintahkan tim untuk mengirim surat resmi ke Gedung Putih. “Presiden Prabowo langsung merespons, mengeluarkan pernyataan resmi. Dia memerintahkan kami untuk mengirim surat, yang dia periksa secara penuh sebelum dikirim ke Gedung Putih—segera setelah 2 April. Saya yakin Indonesia adalah negara pertama yang merespons secara resmi ke Washington, D.C.,” jelas Airlangga dalam wawancara video di Real Talk with Uni Lubis: Behind the Call Between President Prabowo and Trump, yang dipublikasikan oleh IDN Times di YouTube dan dikutip Jumat (1 Agustus). Airlangga juga mencatat bahwa pada saat itu, tim negosiasi—yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga—juga sedang bekerja pada diskusi perdagangan dengan OECD dan dalam konteks Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–UE (IEU–CEPA). Dia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo memerintahkan tim untuk mengembangkan paket perdagangan yang disesuaikan, atau yang disebut Presiden sebagai “menu”, yang dapat ditawarkan secara khusus kepada Amerika Serikat. “Ekspektasi Presiden Trump dimasukkan ke dalam ‘menu’ ini, yang juga sejalan dengan diskusi berkelanjutan kami di OECD dan IEU–CEPA. Ide nya adalah untuk mengidentifikasi komponen mana yang paling penting bagi masing-masing pihak. Presiden Prabowo menyebutnya sebagai ‘menu pak pok’—pada dasarnya menciptakan usulan perdagangan yang adil. Devisi perdagangan Amerika Serikat dengan Indonesia diperkirakan sekitar USD 16–17 miliar, tetapi Amerika Serikat menyebutnya USD 19 miliar. Presiden Prabowo memilih untuk merespons angka yang lebih tinggi, dengan mengatasinya sepenuhnya USD 19 miliar secara komersial,” jelasnya. Airlangga mengatakan bahwa faktor penentu dalam menurunkan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dari 32% menjadi 19% adalah bahwa dokumen perdagangan yang diajukan Indonesia dan paketnya memenuhi semua standar kepatuhan yang diperlukan. Dia mengkonfirmasi bahwa dia bertemu langsung dengan Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat Jamieson Greer, dan melakukan pertemuan virtual dengan pejabat Amerika Serikat lainnya. “Indonesia dianggap paling patuh. Kami mengajukan surat resmi sebelum batas waktu 9 April, dan tim telah mengunjungi Gedung Putih. Semua dokumen yang diajukan telah diperiksa dengan cermat—’dijelaskan,’ seperti yang dikatakan. Kami memberikan tanggapan baik dalam pertemuan maupun secara tertulis, termasuk tawaran pertama dan kedua,” catat Airlangga. Dia juga menekankan bahwa percakapan telepon antara Presiden Prabowo dan Trump adalah titik balik kunci dalam menyelesaikan kesepakatan. Sebuah klip dari panggilan telepon itu dibagikan oleh Presiden Prabowo di akun Instagram resminya pada pertengahan Juli. “Pada akhirnya, kedua belah pihak menganggap negosiasi tersebut terselesaikan. Tim mereka melapor kepada Presiden Trump, dan kami melapor kepada Presiden Prabowo. Mengenai penurunan tarif menjadi 19%, pada akhirnya itu adalah keputusan yang diambil oleh dua presiden selama panggilan telepon itu,” Airlangga menyimpulkan.

Source link