Standar operasional prosedur (SOP) baru akan diberlakukan untuk aktivitas pendakian Gunung Rinjani (3.726 mdpl) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai 11 Agustus mendatang. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) akan menerapkan SOP baru ini untuk meminimalisasi risiko kecelakaan di jalur pendakian gunung api kedua tertinggi di Indonesia tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia, mengungkapkan bahwa penyusunan SOP baru sedang dilakukan dan dijadwalkan mulai berlaku pada 11 Agustus 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya mitigasi insiden saat pendakian, dengan pihaknya bersama TNGR telah menyusun poin-poin pembenahan serta melakukan verifikasi dan validasi terhadap isi SOP.
Selain penyusunan SOP baru, Dinas Pariwisata NTB juga akan melakukan peningkatan keterampilan terhadap ratusan porter dan pemandu yang bekerja di Gunung Rinjani. Dari total 661 porter dan pemandu, sebanyak 371 belum memiliki sertifikasi. Up skill atau pelatihan bagi pemandu akan dilaksanakan pada masa libur untuk memperkuat keterampilan mereka, termasuk penanganan kesehatan dan teknik penyelamatan di lapangan.
Revisi SOP pendakian ini dilakukan setelah terjadinya kecelakaan pendakian berujung maut yang dialami pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani. Kepala Balai TNGR, Yarman, menyatakan bahwa revisi SOP melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku pariwisata dan masyarakat di sekitar kawasan Rinjani. Evaluasi SDM dan pelaku wisata dilakukan sebagai bentuk perbaikan dan efisiensi dalam pengelolaan Gunung Rinjani.
