Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi pada Minggu (22/6) siang dengan lontaran abu vulkanik setinggi 600 meter di atas puncak. Erupsi tersebut terjadi sekitar pukul 10.29 wita, seperti yang diinformasikan oleh Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Stanislaus Ara Kian. Kolom abu yang teramati memiliki tinggi sekitar 600 meter di atas puncak gunung dengan warna kelabu dan intensitas tebal yang condong ke arah barat, disertai gemuruh lemah.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 46 detik. Gunung Ili Lewotolok memiliki ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut dan saat ini berada pada status waspada atau level II. PPGA merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok tidak memasuki wilayah dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas gunung. Selain itu, masyarakat di Desa Lamatokan dan Desa Jontona diminta untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran dan longsoran lava di sekitar gunung tersebut.
PPGA juga mengimbau agar masyarakat, pengunjung, pendaki, dan wisatawan tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok. Hal ini untuk mencegah potensi bahaya dari guguran atau longsoran lava. Selain itu, penggunaan masker atau perangkat pelindung hidung dan mulut sangat dianjurkan untuk melindungi mata, kulit, dan mencegah gangguan pernapasan. Itulah sejumlah informasi terkait erupsi Gunung Ili Lewotolok yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.
