spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomePolitikUmar Patek: Peracik Kopi Eks Gembong Teroris, Kisah Berharga US$1 Juta

Umar Patek: Peracik Kopi Eks Gembong Teroris, Kisah Berharga US$1 Juta

Hisyam Bin Alizein mungkin bukan nama yang dikenal oleh banyak orang di masyarakat, tetapi Umar Patek alias Umar Arab adalah sosok yang cukup terkenal. Umar Patek, yang terlibat dalam peristiwa Bom Bali 2002, dianggap sebagai asisten koordinator dalam peristiwa teror tersebut. Identitasnya yang meragukan tercermin dari banyaknya nama samaran yang digunakan, seperti Pak Patek, Anis, Umar, Hisyam, Umar Kecil, Abu Syekh, Allawy, Ja’far, dan Zacky.

Tanggal kelahiran Patek adalah 20 Juli 1966, dan ia dikenal sebagai salah satu anggota kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI). Perannya sebagai komandan lapangan pelatihan JI di Mindanao, Filipina menunjukkan keberadaannya dalam aktivitas teroris. Setelah serangan Bom Bali 2002, Patek kabur ke luar negeri dan menjadi buronan empat negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, dan Filipina.

Pada tahun 2008, Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga US$1 juta bagi informasi tentang keberadaan atau penangkapan Patek. Selain itu, ia disebut sebagai penggantian Dulmatin alias Joko Pitono setelah Dulmatin tewas dalam penggerebekan di Ciputat. Setelah dikejar selama bertahun-tahun, Patek akhirnya ditangkap di Kota Abbotabad, Pakistan pada akhir Januari 2011 dan diekstradisi ke Indonesia.

Patek diadili dan divonis 20 tahun penjara atas keterlibatannya dalam serangan Bom Bali I tahun 2002 serta serangan bom malam Natal tahun 2000. Dua tahun kemudian, ia menyatakan kesetiaan kepada NKRI pada upacara Hari Kebangkitan Nasional di Lapas Kelas I Surabaya. Setelah pembebasan pada 7 Desember 2022, Patek menjalani program pembimbingan dari Bapas Surabaya hingga tahun 2030.

Meskipun terlibat dalam serangan teroris, setelah pembebasan diri, Patek meminta maaf atas perbuatannya dan memulai usaha kopi bernama Ramu Kopi. Bisnis ini didukung oleh seorang dokter dan pengusaha di Surabaya, David Andreasmito. Momen menarik terjadi saat peluncuran Ramu Kopi yang dihadiri oleh Kepala BNN, Komjen Marthinus Hukom, yang sebelumnya pernah mengejar Patek. Kini, Patek meramu kopi bukan bom, menunjukkan perubahan jalannya hidup.

Source link