Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk meningkatkan kualitas nutrisi para pelajar di Indonesia menuai sorotan setelah beberapa kasus keracunan terjadi di beberapa daerah. Gejala keracunan yang dialami siswa, seperti pusing, mual, muntah, dan diare, diduga disebabkan oleh makanan yang telah basi dan terkontaminasi bakteri.
Sejumlah kejadian keracunan massal siswa yang terjadi setelah mengonsumsi makanan dari program MBG paling banyak dilaporkan di Jawa Barat. Contohnya adalah kasus di Cianjur, Jawa Barat, di mana sekitar 21 siswa mengalami gejala keracunan setelah makan di sekolah. Dugaan terkait kasus tersebut sedang dalam penyelidikan, termasuk pemeriksaan sampel makanan di laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti dari keracunan.
Kondisi serupa juga terjadi di daerah lain, seperti di Karanganyar, Jawa Tengah, di mana Kepala Sekolah dan beberapa siswa mengalami sakit perut dan diare setelah makan makanan dari program MBG. Di Bandung, Jawa Barat, ratusan siswa SMP Negeri 35 juga mengalami gejala keracunan setelah makan siang dari program tersebut.
Pasca insiden-insiden keracunan ini, berbagai pihak menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG. Mereka menekankan perlunya peningkatan pengawasan terhadap kualitas makanan, kebersihan penyajian, dan proses distribusi. Keluarnya berbagai sorotan ini juga membuat Menteri Kesehatan diminta turun tangan dalam mengusut insiden-insiden keracunan ini untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
