Kasus perundungan atau bully di balik tewasnya mahasiswi PPDS Anestesi Undip, dr Aulia Risma Lestari, masih dalam penyelidikan kepolisian. Hingga tengah pekan lalu, setidaknya 34 orang telah diperiksa oleh polisi. Selain rekan satu angkatan korban, polisi juga memeriksa lima senior Aulia Risma di PPDS Anestesi Undip di RS Kariadi Semarang.
Polda Jateng menegaskan perlunya klarifikasi dari keterangan para saksi dengan temuan di lapangan. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan bahwa pemeriksaan tidak hanya dilakukan sekali, tetapi juga harus diklarifikasi dengan data temuan di lapangan. Selain itu, keterangan dari satu saksi dengan saksi lainnya juga perlu didalami.
Selain senior, kepolisian juga memeriksa junior dr Aulia dan rekan satu angkatannya mulai dari ketua angkatan hingga bendahara angkatan. Artanto juga mempersilakan pihak yang ingin melaporkan kasus dugaan perundungan di PPDS Undip, dengan menjamin keamanan identitas pelapor.
Selain itu, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) dan RSUP dr. Kariadi juga meminta maaf terkait kasus dugaan perundungan di PPDS Anestesi. Mereka mengakui adanya praktek perundungan dalam proses pendidikan dokter spesialis dan berkomitmen untuk memperbaiki hal tersebut.
Dr Aulia ditemukan meninggal di kosnya di Semarang pada 12 Agustus 2024 lalu dan diduga bunuh diri setelah mengalami bully dan pemerasan. Keluarga korban telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Jateng.