LONDON – Para pemimpin Inggris, Perancis, dan Jerman pada hari Senin secara bersamaan meminta Iran dan sekutunya untuk menahan diri dalam melancarkan serangan terhadap Israel. Hal ini menguatkan kecurigaan bahwa Israel tak akan mampu menahan serangan tersebut.
Dalam pernyataan bersama, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa serangan Iran akan meningkatkan ketegangan, memperluas cakupan perang di wilayah itu, dan membahayakan peluang mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Aljazeera melaporkan, pernyataan tersebut menyambut baik upaya “mitra” di Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Mereka menekankan perlunya menghentikan agresi Israel segera, dan menyerukan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas. Pernyataan tersebut menekankan bahwa masyarakat Gaza sangat membutuhkan pengiriman dan distribusi bantuan yang mendesak dan tidak terkendala.
Vatican juga turut berusaha mencegah Iran melancarkan serangan terhadap Israel. Selama panggilan telepon dengan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, Menteri Luar Negeri Vatican, Kardinal Pietro Parolin, mengimbau Teheran untuk melakukan “dialog, negosiasi, dan perdamaian”.
Menurut pernyataan Vatican, Parolin mengekspresikan “kekhawatiran serius Paus Fransiskus terhadap apa yang terjadi di Timur Tengah, menegaskan kembali perlunya menghindari perluasan konflik yang sangat serius yang sedang berlangsung dan lebih memilih dialog, negosiasi, dan perdamaian”.
Vatican telah berusaha mempertahankan posisi seimbang dalam konflik Israel di Gaza namun telah menegaskan kembali perlunya gencatan senjata, peningkatan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, dan mengakhiri perang.
Dalam perkembangan terkait, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan pengiriman kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah, dan mempercepat kedatangan kelompok penyerang kapal induk ke wilayah tersebut.
Hal ini terjadi sebagai bagian dari upaya AS untuk menghalangi Iran dan sekutunya, di tengah meningkatnya ketegangan regional.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder, Austin menegaskan melalui panggilan telepon dengan rekan sejawatnya dari Israel Yoav Galant tentang komitmen Amerika Serikat untuk mengambil “setiap langkah yang diperlukan” untuk membela Israel.
Austin juga mencatat peningkatan postur dan kemampuan militer AS di Timur Tengah karena meningkatnya ketegangan, dengan dikeluarkannya perintah untuk mempercepat transfer kelompok kapal induk USS Abraham Lincoln yang dilengkapi dengan pesawat tempur F-35C ke wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS (CENTCOM).
Awal bulan ini, Pentagon mengumumkan pengiriman aset militer tambahan ke Timur Tengah untuk mengantisipasi kemungkinan tanggapan Iran terhadap Israel, di tengah meningkatnya ketegangan menyusul pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin senior Hizbullah Fouad Shukr.
Pada Senin, Israel telah memberitahu Amerika Serikat bahwa Iran sedang mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Israel, sementara Washington telah mempercepat pengiriman kapal perang, termasuk kapal induk dan kapal selam, ke wilayah tersebut.
Situs berita Axios mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant berbicara dengan rekannya dari Amerika, Lloyd Austin, dan memberitahunya bahwa persiapan militer Iran menunjukkan bahwa Teheran sedang mempersiapkan serangan skala besar.
Situs web Israel Walla juga mengatakan bahwa Galant memberi tahu Austin bahwa Iran telah memantau persiapan militer, yang memperkuat perkiraan niatnya untuk melancarkan serangan dalam beberapa hari mendatang.
Situs web tersebut mengutip para pejabat Israel yang mengatakan bahwa perkiraan menunjukkan bahwa Iran telah memutuskan untuk melancarkan serangan langsung terhadap Israel, sebagai tanggapan atas pembunuhan kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh, di Teheran.