Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) senilai Rp116 triliun menjadi perbincangan hangat, terutama setelah Menteri Keuangan menolak melibatkan APBN dalam penyelesaiannya. Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan, percaya bahwa Danantara memiliki kemampuan keuangan yang cukup untuk melunasi utang proyek tersebut tanpa mengandalkan dana dari APBN. Namun, CEO Danantara, Rosan Roeslani, masih tengah menyusun skema penyelesaian utang yang sesuai untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).
Purbaya menegaskan bahwa Danantara dapat menanggung beban utang tersebut berkat sumber keuangan yang stabil dari dividen BUMN yang diperoleh mereka. Purbaya menyampaikan keyakinannya bahwa dividen tersebut, yang mencapai sekitar Rp80 triliun-Rp90 triliun, mampu menutupi pembayaran bunga tahunan sebesar Rp2 triliun untuk KCIC. Selain itu, nilai dividen ini berpotensi meningkat dari tahun ke tahun, memberikan keyakinan lebih dalam kemampuan Danantara untuk mengelola utang proyek Whoosh.
Dalam upaya untuk memaksimalkan penggunaan dana, Purbaya menggarisbawahi pentingnya agar Danantara mengoptimalkan penempatan dana mereka agar dapat lebih produktif. Meskipun sebagian dana saat ini diinvestasikan dalam obligasi pemerintah, namun Purbaya menyarankan agar penempatan dana dilakukan secara strategis untuk mendukung proyek-proyek lebih lanjut. Dengan demikian, Danantara diyakini mampu membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) dengan sumber daya finansial yang dimilikinya.
