Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan buruh PT Gudang Garam Tbk semakin mencuat di platform media sosial. Salah satu akun yang menarik perhatian adalah @WAHYU_UNIFORM yang menyoroti kenaikan cukai rokok sebagai faktor utama di balik langkah perusahaan tersebut. Menurut akun tersebut, kenaikan cukai rokok telah menyebabkan daya beli menurun, yang pada akhirnya mendorong perusahaan untuk melakukan PHK agar bisa bertahan. Dalam unggahannya, akun tersebut juga membagikan video yang menjelaskan mengenai struktur pungutan cukai rokok yang tinggi. Diketahui bahwa sebesar 75% dari harga satu bungkus rokok harus disetorkan ke negara, meninggalkan hanya 25% untuk biaya produksi dan kesejahteraan pekerja. Di sisi lain, rokok kretek tangan (SKT) dinilai masih memiliki margin keuntungan yang lebih besar karena pungutan negara hanya sekitar 45-50%. Unggahan tersebut menjadi sorotan netizen dan menciptakan diskusi seputar kondisi perusahaan rokok dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
